Sementara rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94%, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.
“Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik," bebernya.
"Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Arief.
Sebelumnya, PT Bank Jago Tbk mencetak kinerja yang positif dan sehat sepanjang 2024. Inovasi dan kolaborasi yang semakin kuat dengan ekosistem digital mendorong pertumbuhan pada jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit.
Perseoran mencetak laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 129 miliar selama tahun 2024 pada akhir 2024. Selain itu, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 15,3 juta nasabah, termasuk 12,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah atau tumbuh hampir 50% jika dibandingkan dengan posisi akhir 2023 yang sebanyak 8,1 juta nasabah.
Bank Jago memiliki basis teknologi (tech-based bank) yang tertanam di dalam ekosistem digital Indonesia, Bank Jago memiliki aspirasi untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan. Bank Jago membangun produk dan layanan perbankan, baik secara konvensional maupun syariah, yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat, mulai dari ritel (consumer), mass market, sampai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).