Komisi XI Yakin Sri Mulyani Mampu Selamatkan Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global

Jum'at, 25 April 2025 | 15:05 WIB
Komisi XI Yakin Sri Mulyani Mampu Selamatkan Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global
Ilustrasi. Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta, Kamis (7-3-2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sri Mulyani mengakui bahwa IMF mengoreksi ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,4 persen lebih rendah dari prediksi sebelumnya. Namun, ia menekankan bahwa koreksi IMF terhadap perekonomian Indonesia relatif lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Misal Thailand yang direvisi sebesar 1,1 persen lebih rendah dari perkiraan sebelumnya atau Vietnam dikoreksi 0,9 persen lebih rendah. Begitu pun Filipina yang jadi 0,6 persen lebih rendah dan Meksiko yang dikoreksi turun 1,7 persen," jelas Sri Mulyani, menunjukkan bahwa Indonesia relatif lebih tangguh dalam menghadapi guncangan ekonomi global.

Menurut Sri Mulyani, dalamnya penurunan revisi IMF terhadap beberapa negara disebabkan oleh ketergantungan yang besar dari negara-negara tersebut terhadap perdagangan luar negeri. "Exposure dari perdagangan internasional mereka lebih besar dan dampak atau hubungan dari perekonomian mereka terhadap AS juga lebih besar," jelasnya.

Memburuknya dampak perang tarif semakin dirasakan setelah Tiongkok mengumumkan langkah balasan atau retaliasi. Meski lebih banyak negara-negara yang merespons kebijakan tarif resiprokal AS melalui jalur diplomasi atau negosiasi, langkah retaliasi ini, menurut Sri Mulyani, semakin merenggangkan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok.

Menghadapi dinamika perekonomian global yang penuh ketidakpastian ini, Indonesia akan terus meningkatkan kewaspadaan. Selain mengambil langkah negosiasi, pemerintah akan memperkuat permintaan domestik agar tetap terjaga, melalui kebijakan fiskal dan moneter.

Sri Mulyani menyampaikan keyakinannya akan peluang pertumbuhan ekonomi yang besar karena adanya keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional, meningkatnya konstruksi yang mengungkit investasi, manufaktur Indonesia yang masih ekspansif, dan kinerja ekspor yang diperkirakan tetap baik.

Ekspor Indonesia didukung oleh peningkatan ekspor non-migas, terutama komoditas CPO, besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektrik. Pemerintah juga aktif menjajaki potensi perluasan ekspor produk-produk unggulan di pasar ASEAN, BRICS, dan Eropa di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh AS.

"Karena faktor-faktor tersebut, saya memperkirakan pada 2025 ekonomi Indonesia akan tetap mencapai 5 persen," tegas Sri Mulyani, menunjukkan keyakinan pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah gejolak global.

Baca Juga: Makin Melorot, Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7 Persen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI