IHSG Hari Ini Diprediksi Terus Perkasa, Mayoritas Bursa Saham Kompak Menguat

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 28 April 2025 | 11:05 WIB
IHSG Hari Ini Diprediksi Terus Perkasa, Mayoritas Bursa Saham Kompak Menguat
Kantor Bursa Efek Indonesia di Jakarta. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan pada awal pekan ini dengan tren positif.

Pada pembukaan perdagangan Senin pagi, IHSG tercatat bergerak menguat, didorong oleh sentimen pasar yang cenderung wait and see atau menunggu dan mengamati perkembangan data-data perekonomian domestik yang dijadwalkan rilis sepanjang pekan ini.

Tepat pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melonjak sebesar 37,31 poin atau setara dengan 0,56 persen, sehingga berada pada level 6.716,22. Senada dengan pergerakan IHSG, kelompok saham-saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ45 juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 5,64 poin atau 0,75 persen, mencapai posisi 755,66.

Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, dalam analisisnya di Jakarta pada Senin pagi menyampaikan pandangannya bahwa IHSG pada hari ini berpotensi untuk melanjutkan tren kenaikan. Optimisme ini didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dari dalam negeri, perhatian utama pelaku pasar pada pekan ini akan tertuju pada serangkaian rilis data ekonomi penting. Data inflasi yang tercermin dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) akan menjadi salah satu fokus utama untuk mengukur tekanan harga di tingkat konsumen.

Selain itu, kinerja keuangan dari bank-bank besar (big banks) juga akan dinanti untuk memberikan gambaran mengenai kondisi sektor keuangan. Terakhir, data indeks manufaktur akan menjadi indikator penting untuk menilai aktivitas dan sentimen di sektor industri.

Pada pekan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75 persen.

Keputusan ini dinilai konsisten dengan upaya bank sentral untuk menjaga ekspektasi inflasi pada tahun 2025 dan 2026 agar tetap terkendali dalam kisaran target 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen. Kebijakan BI ini memberikan sinyal stabilitas ekonomi dan moneter di tengah ketidakpastian global.

Dari kancah internasional, terdapat sejumlah perkembangan yang turut mempengaruhi sentimen pasar. China dilaporkan memberikan pembebasan tarif sebesar 125 persen untuk beberapa impor produk Amerika Serikat (AS). Langkah ini diinterpretasikan sebagai sinyal potensi meredanya ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut, meskipun pihak Beijing membantah klaim adanya negosiasi yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Babak Baru Perang Dagang AS vs China Mengintai

Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan keterbukaannya untuk melakukan negosiasi dengan Beijing terkait tarif. Presiden Donald Trump juga menegaskan bahwa pembicaraan dengan China masih berlangsung, meskipun klaim tersebut dibantah oleh pihak Beijing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI