Suara.com - Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) mengapresiasi keberhasilan Kepolisian Daerah (Polda) Banten dalam mengungkapkan kasus pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang terjadi di SPBU 34.421.13 Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten yang terjadi pada 24 Maret 2025 lalu.
Kedua oknum pelaku yaitu Manager dan Pengawas SPBU telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Polda Banten.
Kasus ini bermula adanya keluhan perbedaan warna BBM jenis Pertamax dari konsumen dan dari hasil pengecekan yang dilakukan Pertamina, diduga pihak SPBU telah menerima pengiriman BBM yang tidak sesuai spesifikasi dan bukan berasal dari Fuel Terminal Pertamina.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan bahwa akibat dari kelalaian yang dilakukan oleh pihak SPBU, Pertamina Patra Niaga telah memberikan Surat Peringatan dan memberikan sanksi tegas berupa langsung menghentikan pasokan BBM dan operasional SPBU sampai tanggal 30 April 2025.
"Selama masa sanksi saat ini, SPBU 34.421.13 Kota Serang tidak beroperasi melayani kebutuhan energi masyarakat" terang Eko.
"Kami menjamin ketersediaan stok, kelancaran distribusi serta kualitas BBM Pertamina bagi masyarakat di wilayah Kota Serang sekitarnya dan untuk sementara masyarakat dapat mengisi BBM di SPBU 31.421.01 di Jalan Ahmad Yani, Sumurpecung, Kecamatan Serang, Kota Serang yang berjarak sekitar 1,2 KM dari lokasi SPBU kejadian," tutup Eko.
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan sumber energi utama untuk kendaraan bermotor dan aktivitas industri. Di Indonesia, BBM seperti Pertalite, Pertamax, dan Solar disalurkan melalui SPBU. Ketersediaan dan harga BBM sangat memengaruhi mobilitas masyarakat serta perekonomian nasional. Pemerintah terus mendorong efisiensi penggunaan BBM dan transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan infrastruktur penting dalam menunjang mobilitas masyarakat serta kelangsungan berbagai sektor ekonomi. Sebagai tempat utama untuk pengisian bahan bakar kendaraan bermotor, SPBU memainkan peran strategis dalam memastikan kelancaran aktivitas transportasi, baik untuk individu, bisnis, maupun sektor logistik.
Di Indonesia, SPBU umumnya dikelola oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Shell, dan Vivo. Pertamina, sebagai badan usaha milik negara (BUMN), mendominasi jumlah SPBU di seluruh wilayah nusantara. Selain menjual bahan bakar seperti Pertalite, Pertamax, dan Solar, SPBU kini berkembang menjadi pusat layanan terpadu dengan fasilitas tambahan seperti minimarket, ATM, bengkel ringan, hingga tempat istirahat (rest area) di jalan tol.
Baca Juga: Daftar Harga BBM Pertamina Setelah Pajak di Jakarta Turun
Perkembangan teknologi juga membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan SPBU. Saat ini, banyak SPBU telah menggunakan sistem digitalisasi untuk memantau stok bahan bakar, efisiensi pelayanan, serta keamanan transaksi. Pembayaran non-tunai seperti e-money dan QRIS telah menjadi alternatif populer, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong transaksi digital.