Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Riset Pertanian di Belanda Demi Ubah Nasib Petani Indonesia

Sabtu, 03 Mei 2025 | 17:11 WIB
Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Riset Pertanian di Belanda Demi Ubah Nasib Petani Indonesia
Wamentan, Sudaryono, kunjungan ke Wageningen University and Research (WUR), Belanda. (Dok: Bulog)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wageningen University dikenal luas karena kepemimpinannya dalam bidang agroteknologi, bioteknologi, dan riset pertanian tropis. Indonesia berharap dapat memanfaatkan keunggulan tersebut untuk mempercepat pencapaian target swasembada pangan sekaligus membangun ekosistem pertanian modern yang berbasis sains dan teknologi.

Wamentan Sudaryono menegaskan, bahwa Kementerian Pertanian membuka diri untuk semua bentuk inovasi dan kemitraan yang bisa mendorong pertanian Indonesia menjadi mandiri, modern, dan mendunia.

Selain itu, pemerintah kini juga fokus ke peningkatan produktivitas komoditas pertanian lainnya setelah keberhasilan mencatatkan surplus beras dan serapan gabah yang tinggi oleh Perum Bulog. Langkah ini merupakan bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya untuk komoditas pangan strategis seperti kedelai yang masih bergantung pada impor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah nasional hingga April 2025 mencapai 13,95 juta ton, dengan surplus beras sekitar 2,8 hingga 3 juta ton dibandingkan konsumsi domestik yang hanya 10,37 juta ton.

Perum Bulog sendiri telah menyerap lebih dari 1,8 juta ton setara beras hingga hari ini, tertinggi dalam 5-10 tahun terakhir dengan rata-rata paling tinggi 1,2 juta ton. Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kg dan penghapusan rafaksi menjadi kunci lonjakan serapan ini.

Wamentan Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog, menegaskan bahwa keberhasilan ini menjadi fondasi untuk memperluas fokus ke komoditas lain seperti kedelai.

“Setelah beras surplus, kita harus pastikan komoditas strategis lain seperti kedelai juga mandiri. Ini bagian dari visi menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia,” ujarnya.

"Kunjungan ini menjadi simbol kuat bahwa pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan krisis pangan dan ketergantungan impor serta peningkatan kesejahteraan petani. Seperti yang sedang kita lakukan saat ini dalam menuju swasembada beras, memberikan harga baik untuk pembelian hasil petani berupa kenaikan harga pembelian pemerintah gabah kering panen, petani semakin termotivasi, hasil produksi juga semakin meningkat dan stok cadangan beras pemerintah semakin kuat melalui Bulog," pungkas Mas Dar. ***

Baca Juga: Presiden Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog Saat Panen Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Ini Sejarah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI