Senada dengan hal tersebut, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Teguh Muttaqie, menjelaskan bahwa kolaborasi ini akan memformulasikan material baru, termasuk limbah industri seperti fly ash dan slag nikel, ke dalam komposisi beton hijau. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain beton baru yang optimal untuk proyek tanggul, infrastruktur pelabuhan, dan kawasan pesisir lainnya.
"Beton konvensional membutuhkan banyak energi yang berdampak pada perubahan iklim. Saya yakin SIG memiliki strategi dan inisiatif untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dengan menerapkan teknologi bersih dan hijau. Sinergi ini menjadi langkah nyata untuk menyongsong masa depan yang lebih rendah karbon, lebih bersih dan berkelanjutan," pungkas Teguh Muttaqie, optimis dengan dampak positif kolaborasi ini bagi masa depan Indonesia yang lebih hijau.