Baru 4 Persen, Erick Thohir Buka Peluang Pertamina Tambah Kuota Impor Minyak Mentah dari AS

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 20 Mei 2025 | 15:36 WIB
Baru 4 Persen, Erick Thohir Buka Peluang Pertamina Tambah Kuota Impor Minyak Mentah dari AS
Menteri BUMN Erick Thohi menyambangi Kantor KPK/(Dokumentasi Kementerian BUMN).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka peluang PT Pertamina (Persero) meningkatkan nilai impor minyak mentah dari Amerika Serikat (AS). Apalagi, bilang dia, impor minyak mentah RI dari AS masih minim.

Dia menjelaskan, porsi impor minyak mentah Indonesia dari AS masih tergolong rendah, yakni baru sekitar 4 persen. Menurutnya, terdapat ruang untuk meningkatkan jumlah tersebut sebagai bagian dari upaya diversifikasi sumber energi sekaligus menyeimbangkan struktur perdagangan energi.

"Kalau crude oil, hari ini kita baru 4 persen, artinya kita bisa shifting kebutuhan crude oil kita dibandingkan misalnya LPG," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Namun demikian, Erick Thohir menyebut, rencana ini belum final. Akan tetapi, peningkatan porsi impor minyak mentah bisa mencapai 30 persen.

"Ini tentu masih tahap-tahap yang belum putus Bapak Ibu, apakah nanti crude oil ini kita bisa naikkan jumlahnya dari 4 persen misalnya ke 30 persen atau 25 persen. Nah tentu ini balance antara transaksi perdagangan ini yang kita jaga, sampai kita didominasi kebutuhan oleh satu negara ini yang supply chain yang kita harapkan," kata dia.

Sementara itu, untuk komoditas LPG, Erick menyampaikan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor dari AS sudah sangat tinggi. Kekinian, sebanyak 57 persen kebutuhan LPG nasional berasal dari AS.

"Lalu juga tentu tadi disampaikan mengenai pengadaan tentu minyak, yaitu seperti LPG, mohon maaf tadi saya koreksi, hari ini kita sudah mencapai 57 persen LPG itu dari Amerika.

Ketua Umum PSSI ini juga menyoroti rencana ekspor ini perlu menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi nasional dengan ketahanan pasokan.

Ilustrasi pengiriman barang impor. (Freepik)
Ilustrasi pengiriman barang impor. (Freepik)

Ia mengingatkan bahwa dominasi pasokan dari satu negara bisa menimbulkan risiko apabila terjadi gangguan pada rantai pasok global, seperti bencana alam atau masalah logistik. "Nah apakah kita akan menaikkan terus, ini yang tentu kami lagi memohon pertimbangan, karena jangan sampai juga kalau sampai ketergantungannya terlalu maksimal, kalau tiba-tiba dari pihak Amerika sedang ada kendala, misalnya bencana alam atau supply chain-nya terganggu, takutnya kita nanti tidak ada pengganti," imbuh dia.

Baca Juga: PHE Pacu Produksi Gas di Wilayah Indonesia Timur

Stop Impor Minyak Singapura

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia akan hentikan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Nantinya, impor BBM akan dialihkan dari Amerika Serikat (AS).

Hal ini imbas dari tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump yang memberikan tarif tinggi ke Indonesia. Sehingga, pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk mengalihkan sebagian impor minyak dan gas ke AS.

"Bukan kata mungkin lagi nih, sudah hampir pasti, kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu (Singapura). (Impor dialihkan) salah satu di antaranya AS," ujar Bahlil di KantorKementerian ESDM, Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, selama ini mayoritas sekitar 59 persen impor BBM berasal dari Singapura. Hal ini yang menjadi pertimbangan Bahlil untuk mengalihkan impor ke negara lain seperti AS.

Selain itu, harga BBM impor dari negara lain seperti timor tengah hingga AS beda-beda tipis dengan dari Singapura. Makanya, rencana pengalihan ini tidak perlu dipersoalkan. Pengalihan impor BBM, tambah Bahlil, juga merupakan bagian dari tawaran saat negosiasi dengan pihak pemerintah AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI