Nelayan dan Petani Cilacap Manfaatkan Energi Ramah Lingkungan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 11 Juni 2025 | 15:08 WIB
Nelayan dan Petani Cilacap Manfaatkan Energi Ramah Lingkungan
Program unggulan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di wilayah kabupaten Cilacap yaitu Bu Petra, PINKY RUDAL, dan Pepes SEGA K CAP.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan melalui tiga program unggulan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di wilayah kabupaten Cilacap yaitu Bu Petra, PINKY RUDAL, dan Pepes SEGA K CAP.

Ketiga Program TJSL tersebut dirancang untuk menjawab tantangan perubahan iklim sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal.

Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menyampaikan bahwa inovasi lingkungan harus menyatu dengan pemberdayaan masyarakat.

“Kita tidak hanya menyelamatkan alam, tapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat. Kita bergerak bersama masyarakat untuk menciptakan solusi nyata yang berdampak ekologis dan ekonomis,” ujar Heppy, Rabu (11/6/2025).

Program Bu Petra (Budidaya Perikanan Terintegrasi) binaan Fuel Terminal Lomanis di Desa Sidamukti telah memanfaatkan energi panel surya untuk kincir air dan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar mesin pencetak pelet ikan.

Sepanjang 2025, kelompok PUR 123 berhasil memanen 263 kilogram ikan. Program ini telah memberikan dampak manfaat kepada 100 orang warga masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mesin “Waste to Pellet” juga mengurangi biaya produksi pakan secara signifikan sambil mengelola limbah plastik rumah tangga menjadi energi produktif.

Di sektor pertanian, PINKY RUDAL (Pengering Padi Siasat Perubahan Iklim) binaan Fuel Terminal Maos membantu ratusan petani kelompok KAWISTA dengan alat pengering padi berbasis energi terbarukan.

Alat ini mengurangi waktu pengeringan dari tiga hari menjadi beberapa jam, meningkatkan kualitas gabah, dan menjawab tantangan perubahan iklim akibat curah hujan tinggi yang tidak menentu. Dampaknya terasa langsung dalam peningkatan harga jual dan penurunan tingkat kerugian hasil panen.

Baca Juga: Infrastruktur Irigasi Selalu jadi Persoalan Pertanian RI

Sementara itu, Integrated Terminal Cilacap mengembangkan program Pepes SEGA K CAP yang telah mengolah 13,5 ton ikan rucah menjadi pelet ramah lingkungan sejak program ini berjalan.

Inovasi SENOPATI mampu mempersingkat proses sortir ikan dan sampah dari 3 jam menjadi 1 jam, sementara alat SEGA RAHARJA menghemat hingga Rp1.160.000 per bulan dalam biaya pakan nelayan.

Dari total 980 nelayan di Kelurahan Kutawaru, program ini mulai mengalirkan manfaatnya kepada komunitas pesisir yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Selain itu, 135 kilogram mikroalga telah diolah menjadi bahan campuran pelet, menambah nilai ekonomis dari potensi lokal yang sebelumnya tak termanfaatkan.

“Bukan hanya narasi tentang peningkatan kualitas lingkungan, namun program ini membuktikan bahwa pembangunan keberlanjutan harus dibangun dari bawah bersama masyarakat.” tutup Heppy.

Perubahan iklim dan degradasi lingkungan menjadi isu krusial yang menuntut solusi berkelanjutan. Salah satu kunci utama untuk mengatasi tantangan ini adalah transisi menuju energi ramah lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI