Bos Garuda Indonesia Janji 2026 Perusahaan Bisa Untung

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 25 Juni 2025 | 08:48 WIB
Bos Garuda Indonesia Janji 2026 Perusahaan Bisa Untung
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Wamildan Tsani/(Suara.com/Achmad Fauzi).

Suara.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Wamildan Tsani melontarkan janji bisnis perseroan bakal balik untung pada tahun 2026. Hal ini setelah, maskapai pelat merah itu dipinjamkan dana oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebesar Rp 6,6 triliun.

"Dengan adanya corporate action dari Danantara ini diproyeksikan di tahun 2026 ini menjadi titik balik bagi Garuda Indonesia. Dan Garuda Indonesia, kami optimis, kita akan membukukan net income yang positif," ujarnya dalam konferensi pers di Plaza Mandiri yang ditulis, Rabu (25/6/2025).

Menurut Wamildan, dengan dana jumbo itu, Garuda bisa mengoptimalkan operasional, di mana bisa berimbas pada pendapatan perseroan.

"Dan ini menjadi bagian dari peningkatan dan optimasi dari operasional perusahaan," ucap dia.

Jajaran Direksi Garuda Indonesia bersama Pengurus BPI Danantara/(Suara.com/Achmad Fauzi).
Jajaran Direksi Garuda Indonesia bersama Pengurus BPI Danantara/(Suara.com/Achmad Fauzi).

Alami Rugi Bersih di Awal Tahun

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), melaporkan pada kuartal I tahun 2025 alam rugi bersih sebesar USD 76,48 juta atau setara Rp 1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.603 per dolar AS).

Meski masih mencatatkan kerugian, angka tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada kuartal I/2024, rugi bersih Garuda tercatat lebih tinggi, yakni USD 87,03 juta atau sekitar Rp 1,44 triliun. Dengan kata lain, kerugian perusahaan menyusut sekitar 12 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Membaiknya kinerja keuangan ini tidak lepas dari pertumbuhan tipis pendapatan usaha Garuda Indonesia. Total pendapatan naik 1,62 persen yoy menjadi USD 723,56 juta (Rp 12,01 triliun), dibandingkan USD 711,98 juta (Rp 11,82 triliun) pada kuartal I/2024.

Baca Juga: Pesawat Putar Balik, Garuda Indonesia Stop Sementara Penerbangan ke Doha

Sebagian besar pendapatan masih berasal dari aktivitas inti, yakni layanan penerbangan, yang menyumbang USD 668,56 juta. Selain itu, segmen pemeliharaan pesawat juga berkontribusi sebesar USD 95,36 juta, sementara operasi lainnya menyumbang USD 93,7 juta.

Namun demikian, beban usaha Garuda turut mengalami kenaikan. Pada tiga bulan pertama 2025, total beban usaha naik 2,19 persen yoy menjadi USD 718,35 juta, dari sebelumnya USD 702,92 juta pada kuartal I/2024.

Kenaikan beban ini menjadi salah satu faktor yang menahan laju perbaikan kinerja keuangan perusahaan.

Setelah memperhitungkan seluruh komponen pendapatan dan beban usaha, Garuda mencatat rugi sebelum pajak sebesar USD 88,73 juta. Angka ini menunjukkan penyusutan dibandingkan rugi sebelum pajak sebesar USD 100,76 juta yang dibukukan pada periode yang sama tahun lalu.

Dapat Dana Segar

mendapat dana segar dari Danantara sebesar Rp 6,65 triliun atau setara USD 405 juta. Dana segar diberikan Danantara bersifat shareholder loan.

Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul (Maintenance, Repair, Overhoul) armada.

Pesawat Garuda Indonesia dengan Livery Khusus Pikachu dan Aksen Batik/(Dok GIAA).
Pesawat Garuda Indonesia dengan Livery Khusus Pikachu dan Aksen Batik/(Dok GIAA).

Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengatakan dana segar ini akan dipergunakan perseroan untuk transformasi maskapai.

"Dukungan Danantara akan memperkuat kapabilitas operasional dan optimalisasi bisnis, untuk mengokohkan Garuda sebagai maskapai kelas dunia. Kesuksesan transformasi ini bukan semata soal dana, namun juga komitmen menyeluruh dalam penataan ulang strategi bisnis dan operasional," ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dukungan ini diharapkan dapat menjaga kelangsungan operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia dan Citilink, sekaligus menjadi fondasi bagi transformasi jangka panjang. Termasuk di dalamnya integrasi teknologi untuk mendorong efisiensi dan produktivitas operasional.

Tahap awal kolaborasi akan difokuskan pada peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik Garuda Indonesia sebagai maskapai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC). Tahap berikutnya akan diarahkan pada optimalisasi kinerja operasional dan keuangan guna mewujudkan transformasi bisnis yang berkelanjutan.

Sementara, COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menyebut, pemberian dana kepada Garuda Indonesia langkah ini adalah representasi pendekatan baru dalam restrukturisasi dan transformasi BUMN.

"Garuda Indonesia bukan sekadar entitas bisnis, tetapi simbol kedaulatan udara dan kebanggaan nasional. Kami hadir bukan sekadar memberi pendanaan, namun sebagai pemegang saham yang membawa mandat institusional. Melalui DAM, transformasi ini akan dieksekusi secara profesional dan bertahap, dengan pengawasan berkala," kata Dony.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI