Suara.com - Perkembangan harga aset kripto diperkirakan akan terus positif pada paruh kedua tahun 2025 ini. Meski demikian investor tetap diminta untuk hati-hati karena situasi gejolak geopolitik saat ini.
“Paruh kedua tahun 2025 akan menjadi momen krusial untuk menguji ketahanan dan potensi industri aset digital. Kami melihat sejumlah sinyal positif dari sisi adopsi institusional, penggunaan blockchain di aset dunia nyata, hingga ekspansi aplikasi Web3 di berbagai sektor,” ujar Resna Raniadi, Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia dalam analisanya, Kamis (26/6/2025).
Setelah melalui semester pertama yang penuh dengan perkembangan signifikan dan optimisme pasar, kini pelaku industri dan investor tengah menatap semester kedua 2025 dengan ekspektasi baru.
Berikut adalah beberapa pendorong utama yang diproyeksikan akan membentuk arah pasar aset kripto di semester kedua ini.
Salah satu indikator kuat bahwa industri ini semakin matang adalah meningkatnya keterlibatan institusi keuangan global dalam aset kripto. Melalui produk-produk seperti ETF berbasis kripto dan tokenisasi aset tradisional, institusi tidak hanya menjadi katalis pertumbuhan volume transaksi, tetapi juga menjadi sumber validasi yang penting bagi investor ritel.
Tak hanya itu, adopsi blockchain kini tidak lagi terbatas pada sektor keuangan digital semata. Penggunaan teknologi ini untuk merepresentasikan aset fisik seperti properti, surat utang, dan komoditas menghadirkan cara baru dalam mengelola dan memperdagangkan aset secara transparan, efisien, dan tanpa batas geografis.
Selain itu tren Web3 semakin menguat dengan tumbuhnya berbagai platform yang mengedepankan desentralisasi dan kepemilikan pengguna. Aplikasi di bidang gaming, hiburan, hingga logistik dan supply chain menunjukkan bahwa Web3 bukan sekadar tren teknologi, tetapi sebuah transisi fundamental dalam cara kerja industri digital.
Meski demikian pelaku pasar tetap perlu mencermati sejumlah faktor eksternal seperti perkembangan kebijakan dari regulator dan pemerintah, juga situasi makroekonomi global. Semua elemen ini dapat memengaruhi kepercayaan pasar serta laju adopsi di tingkat nasional maupun global.
“Kami menyadari bahwa industri ini masih sangat dinamis, dan justru karena itu, penting bagi para pengguna memiliki akses terhadap informasi yang kredibel.” tambah Resna.
Baca Juga: Bahlil Sebut Butuh Investasi Rp 25 Triliun untuk Proyek EBT di 15 Provinsi
“Kami akan terus mendorong pertumbuhan ekosistem yang sehat dengan fokus pada edukasi, inovasi, dan kolaborasi.” katanya.
Dari catatan Upbit Indonesia Dalam enam tahun terakhir, tingkat literasi investor kripto di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan. Resna mencatat bahwa saat ini lebih dari 50% investor mulai memahami aset yang mereka beli, dibandingkan dengan sebelumnya di mana sebagian besar hanya mengikuti tren (fear of missing out atau FOMO).
"Dulu, harga Bitcoin naik sedikit, langsung beli, tetapi saat turun sedikit, investor langsung panik. Sekarang, kita melihat perubahan pola pikir, terutama pada market IDR yang tetap stabil meski pasar Bitcoin fluktuatif. Ini menunjukkan bahwa investor sudah mulai memahami strategi diversifikasi aset," tambah Resna.
Profil investor kripto di Indonesia juga semakin muda, seiring dengan meningkatnya partisipasi generasi milenial dan Gen Z. Untuk mendukung literasi yang lebih baik terutama untuk kaum muda, Upbit terus menggelar berbagai program edukasi seperti roadshow ke kampus dan mendukung penuh Bulan Literasi Kripto yang rutin diadakan setiap tahun bekerja sama dengan pemerintah dan asosiasi.
Sebagai platform perdagangan yang selalu mengikuti regulasi, Upbit Indonesia mendukung pengawasan yang lebih ketat terhadap aset kripto di pasar. Namun, Resna juga berharap proses regulasi agar dapat lebih cepat dan adaptif. "Yang terjadi di lapangan adalah perkembangan teknologi blockchain dan aset digital sangat cepat, jika tidak diiringi oleh regulasi yang adaptif maka kehilangan traksi dari sisi bisnis tidak dapat dihindari yang kemungkinan akan menyebabkan pasar Indonesia akan tertinggal walaupun kita memiliki poin plus dari sisi demografi" ujar Resna.
Sejak berdiri pada 2018, Upbit Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari fluktuasi pasar hingga perubahan regulasi. Meski demikian, Upbit berhasil membangun kepercayaan pengguna dengan pernah mencatat total volume transaksi hingga Rp1,8 triliun dalam satu bulan. Capaian ini mencerminkan komitmen Upbit untuk memberikan layanan terbaik melalui inovasi dan keamanan platform.