Libur Panjang, Aliran Modal Asing Masuk Rp 2,83 Triliun

Minggu, 29 Juni 2025 | 11:02 WIB
Libur Panjang, Aliran Modal Asing Masuk Rp 2,83 Triliun
Ilustrasi modal asing. [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing selama sepekan mencatat positif. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny menyebutkan sepanjang minggu keempat Juni, aliran modal asing masuk sangat deras.

Rinciannya berdasarkan data transaksi 23 – 25 Juni 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp2,83 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp1,29 triliun di pasar SBN dan Rp3,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Namun, ada jual neto sebesar Rp2,14 triliun di pasar saham

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," katanya dalam siaran pers yang dikutip Minggu (29/6/2025).

Lalu, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 25 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,05 triliun di pasar saham dan Rp35,87 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp40,80 triliun di pasar SBN.

Selain itu , premi risiko investasi Indonesia, yang tercermin dari credit default swaps (CDS) 5 tahun, mengalami penurunan dari 81,06 basis poin (bps) per 20 Juni menjadi 78,05 bps per 25 Juni.

Dari sisi nilai tukar, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.270 per dolar AS pada Kamis (26/6), dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.285 per dolar AS pada Rabu (25/6).

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 97,68 pada akhir perdagangan Rabu. DXY mencerminkan kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama: euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) SBN 10 tahun turun menjadi 6,63 persen pada Kamis pagi, dari 6,67 persen sehari sebelumnya. Penurunan juga terjadi pada yield US Treasury Note 10 tahun, yang melemah ke 4,291 persen.

Sebagai informasi, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2025 mencatat pertumbuhan melambat.

Baca Juga: Indonesia Kebanjiran Aliran Modal Asing, Sepekan Masuk Rp 5,2 Triliun

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan posisi M2 pada Mei 2025 tercatat sebesar Rp9.406,6 triliun hanya tumbuh sebesar 4,9% (yoy).

Adapun setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,2% (yoy)."Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3% (yoy) dan uang kuasi sebesar 1,5% (yoy).

Lanjutnya, perkembangan M2 pada Mei 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). Penyaluran kredit pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,5% (yoy).

"Tagihan bersih kepada Pempus terkontraksi sebesar 25,7% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 21,0% (yoy). Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 3,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 3,6% (yoy) pada April 2025," katanya.

Sementara itu, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Mei 2025 tetap tumbuh didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Dari sisi transaksi, pembayaran digital pada Mei 2025 mencapai 3,93 miliar transaksi atau tumbuh 27,88% (yoy) didukung peningkatan seluruh komponen.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI