Suara.com - Emiten kontruksi dan jasa pertambangan, PT PP Presisi Tbk (PPRE), meraup kontrak baru dari proyek sipil di Merauke, Papua, senilai Rp 144 miliar.
Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan wilayah strategis nasional dan mendukung sektor perkebunan.
Direktur Utama PPRE, Rizki Dianugrah, mengatakan, raihan kontrak baru ini sebagai komitmen perusahaan dalam menjalankan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.

"Perolehan proyek ini menjadi bukti nyata komitmen kami dalam mendukung pembangunan nasional. Dengan fokus pada efisiensi, kualitas, dan pengelolaan risiko, kami siap mengoptimalkan kinerja melalui pemanfaatan kapabilitas alat berat yang dimiliki," ujar Rizki seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (10/7/2025).
Kontrak tersebut mencakup pekerjaan seperti pemindahan tanah permukaan (stripping), pembangunan jalan sementara, serta pembangunan sistem drainase. Seluruh pekerjaan dijadwalkan rampung dalam waktu 14 bulan.
Hingga akhir Juni 2025, PP Presisi telah membukukan total nilai kontrak konsolidasi sebesar Rp 3 triliun.
Pencapaian ini memperkuat posisi perusahaan di tengah dinamika industri konstruksi dan menjadi fondasi untuk terus menghadirkan solusi konstruksi berkelanjutan yang mampu mendorong percepatan pembangunan infrastruktur nasional.
Sebelumnya, PPRE mencatatkan perolehan kontrak baru pada 2024 sebesar Rp 6,8 triliun. Capaian ini meningkat secara year-on-year (YoY), di mana perolehan kontrak baru meningkat sebesar 1,49 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp 6,7 triliun.
PPRE juga menargetkan pertumbuhan kontrak baru pada lini pertambangan pada tahun-tahun berikutnya serta membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain dalam lini bisnis pertambangan.
Baca Juga: Emiten Konstruksi PPRE Lunasi Utang Obligasi Rp 107 Miliar
Berdasarkan laporan keuangannya, tercatat bahwa kinerja perusahaan menunjukkan hasil positif. Hal ini didasarkan pada pendapatan dan laba bersih yang berhasil dicatatkan.
Sepanjang 2024, PPRE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 194 miliar meningkat 12,34 persen dibandingkan dengan torehan laba bersih pada 2023 sebesar Rp 172 miliar.
Angka ini ditopang oleh pendapatan PPRE sebesar Rp 3,7 triliun meningkat 11,47 persen dibandingkan dengan pendapatan 2023 sebesar Rp 3,4 triliun, di mana segmen bisnis jasa pertambangan dan konstruksi mendominasi pendapatan PPRE sebesar 94,5 persen, dan sisanya berasal dari lini bisnis pendukung seperti ready mix dan penyewaan alat berat.