Keuntungan Loyo, Maskapai Blue Air dari Rumania Bangkrut

Jum'at, 18 Juli 2025 | 10:36 WIB
Keuntungan Loyo, Maskapai Blue Air dari Rumania Bangkrut
Pesawat JetBlue Airways. [shutterstock]

Suara.com - Maskapai penerbangan berbiaya rendah asal Rumania, Blue Air, dinyatakan bangkrut.

Blue Air telah menjalani proses insolvensi sejak Maret 2023, tetapi gagal menarik investor.

Meskipun telah melakukan upaya substansial, namun belum membuahkan hasil sehingga perusahaan memilih jalan kepailitan.

Untuk itu, solusi paling adil untuk melindungi kepentingan kreditur dalam konteks saat ini dan bertujuan untuk memaksimalkan peluang pemulihan utang.

Sementara itu, Badan pengelola aset negara, AAAS, memegang 75 persensaham di Blue Air.

Perwakilan Blue Air dan AAAS telah berdiskusi dengan calon investor, tetapi gagal mendapatkan pendanaan untuk rencana reorganisasi.

"Pada 2 Juni 2025, para kreditur Blue Air menyetujui usulan administrator yudisial untuk menyatakan Blue Air pailit sebagai pilihan terbaik untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan," ujar Radu Tudor, mitra senior di Infinexa dan likuidator yudisial Blue Air dilansir See News, Jumat (18/7/2025).

Dalam hal ini, kepailitan menawarkan jalur hukum yang optimal untuk melikuidasi aset perusahaan dan membayar kreditur secara adil dan transparan, termasuk Kementerian Keuangan dan Otoritas Pajak Nasional.

Sebagai bagian dari proses kepailitan, seluruh aset Blue Air Aset-asetnya akan dilikuidasi, termasuk dua pesawat yang di-grounded dan lima badan pesawat.

Baca Juga: Mentan Amran Geram Temukan Pupuk Palsu: Petani Bisa Langsung Bangkrut!

Pada bulan September 2022, Blue Air menangguhkan semua penerbangan dari Rumania setelah Kementerian Lingkungan Hidup membekukan akunnya, dan tidak pernah melanjutkan operasinya.

Saat itu, perusahaan melaporkan utang sebesar 230 juta euro ($269,9 juta), atau setengah dari pendapatan tahunannya.

Pada bulan November, Kementerian Keuangan mengatakan pihaknya berencana untuk mengambil alih 75 persen saham Blue Air setelah maskapai tersebut gagal membayar pinjaman yang dijamin negara sebesar 300,75 juta lei ($69,5 juta/59,2 juta euro).

Pada bulan Desember, pemerintah mengambil alih saham mayoritas.

Maskapai Penerbangan Diramal Bangkrut

Tahun 2025 diramalkan akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi maskapai penerbangan. Hal ini utamanya terjadi di Rusia, negara lokasi setidaknya 30 maskapai dunia diprediksi akan bangkrut.

Kebangkrutan ini disebabkan sanksi Barat terhadap Negeri Beruang Putih itu atas serangannya ke Ukraina, yang menimbulkan keterbatasan suku cadang pesawat.

China ogah beli pesawat dari Amerika Serikat
Ilustrasi maskapai Boeing.

Diketahui, dua pembuat jet Barat, Boeing dan Airbus, menyumbang 66 persen dari pesawat yang digunakan di Rusia, sebelum serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

"Sedikitnya 30 maskapai penerbangan menengah dan kecil di negara itu berada pada titik jenuh dan menghadapi risiko kebangkrutan dalam waktu dekat," lapor media Rusia.

Publikasi Rusia yang melaporkan situasi tersebut memperkirakan bahwa kebangkrutan tersebut dapat mengakibatkan pembatalan lebih dari 400 rute domestik.

Sebanyak 30 maskapai penerbangan yang paling berisiko bangkrut pada tahun 2025 saat ini melayani 26 persen dari lalu lintas penumpang domestik Rusia.

Maskapai ini termasuk maskapai penerbangan utama negara itu, Aeroflot, dan maskapai besar S7. Ancaman juga ditujukan ke maskapai regional yang lebih kecil seperti Rossiya, Ural, dan Yakutia Airlines.

Maskapai penerbangan swasta S7, yang berbasis di Novosibirsk, diketahui baru saja membatalkan proyek pabrik senilai 83,5 juta Dolar AS (Rp 1,36 triliun) yang pada tahun 2024 disetujui untuk menggantikan suku cadang jet Barat yang hilang dari industri penerbangan negara itu karena sanksi.

Maskapai Tulpar Air, berbasis di barat Tatarstan dan biasa menyewa penerbangan ke daerah-daerah terpencil, malah sudah resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan pada bulan November 2024.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI