Titanium vs Emas, Mana yang Lebih Mahal dan Apa Alasannya

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 18 Juli 2025 | 15:44 WIB
Titanium vs Emas, Mana yang Lebih Mahal dan Apa Alasannya
ilustrasi emas (freepik)

Suara.com - Dalam beberapa tahun terakhir, pasar komoditas global menyaksikan fenomena yang menarik, harga emas meroket, menembus rekor-rekor baru dan mencapai kisaran jutaan rupiah per gram di Indonesia. Kondisi ini membuat banyak orang bertanya-tanya, bagaimana perbandingannya dengan logam lain yang juga dikenal mahal seperti titanium? Meskipun keduanya adalah material berharga, alasan di balik nilai dan pergerakan harganya sangat berbeda.

Emas di Puncak Ketinggian: Sebuah Fenomena Global

Tidak dapat dipungkiri, emas saat ini menjadi sorotan utama. Jika beberapa dekade lalu harga emas per gram mungkin masih dalam hitungan ratusan ribu, kini kita berbicara tentang jutaan rupiah per gram. Per 18 Juli 2025, misalnya, harga emas Antam 1 gram telah menyentuh angka lebih dari Rp 2.000.000, sebuah level yang tak terbayangkan sebelumnya bagi banyak orang.

Apa saja faktor-faktor di balik "kegilaan" harga emas ini?

1. Ketidakpastian Ekonomi Global: Salah satu pendorong utama kenaikan harga emas adalah iklim ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia. Konflik geopolitik, inflasi yang persisten di banyak negara, dan kekhawatiran resesi membuat investor mencari "safe haven" atau aset yang dianggap aman. Emas secara historis terbukti mampu mempertahankan nilainya di tengah gejolak pasar.

2. Inflasi: Ketika daya beli mata uang menurun akibat inflasi, investor beralih ke aset fisik seperti emas untuk melindungi kekayaan mereka. Emas dianggap sebagai lindung nilai alami terhadap kenaikan harga barang dan jasa.

3. Kebijakan Moneter: Kebijakan bank sentral, seperti penurunan suku bunga atau program pelonggaran kuantitatif, dapat meningkatkan likuiditas di pasar dan memicu investor untuk mencari aset alternatif di luar deposito bank, salah satunya adalah emas.

4. Permintaan Investasi yang Kuat: Selain investor institusional, minat masyarakat umum untuk membeli emas batangan atau perhiasan sebagai investasi juga meningkat signifikan. Akses yang lebih mudah ke platform jual-beli emas online juga turut berkontribusi.

5. Keterbatasan Pasokan: Emas adalah sumber daya yang langka. Meskipun ada penemuan deposit baru, laju penambangan tidak dapat mengimbangi peningkatan permintaan secara instan, sehingga menciptakan tekanan ke atas pada harga.

Baca Juga: Emas Antam Terbang Tinggi, Harganya Tembus Rp 1.901.000/Gram

Titanium: Mahal Karena Kinerja, Bukan Spekulasi

Di sisi lain, titanium, meskipun juga tergolong logam mahal, pergerakan harganya tidak sefluktuatif dan spekulatif seperti emas. Jika dikonversi ke satuan gram, harga titanium hanya ratusan hingga ribuan rupiah per gram. Perbedaan ini sangat mencolok.

Mengapa harga titanium tetap tinggi tetapi tidak melambung seperti emas?

1. Biaya Produksi yang Ekstrem: Inti dari harga tinggi titanium terletak pada kesulitan dan biaya yang luar biasa dalam proses penambangan dan pemurniannya. Titanium tidak ditemukan dalam bentuk murni, melainkan terikat dalam bijih. Proses Kroll yang digunakan untuk mengekstrak logam titanium murni sangat padat energi, memakan waktu, dan membutuhkan teknologi canggih. Ini menjadikannya salah satu proses metalurgi termahal.

2. Sifat Material yang Unggul dan Unik: Titanium dihargai karena kinerja teknisnya yang superior. Ini termasuk:

  • Kekuatan Luar Biasa dengan Bobot Ringan: Sekuat baja tetapi 45% lebih ringan.
  • Ketahanan Korosi Tak Tertandingi: Sangat tahan terhadap korosi di lingkungan ekstrem seperti air laut, klorin, dan asam.
  • Biokompatibilitas: Tidak beracun dan tidak menyebabkan reaksi penolakan oleh tubuh manusia, menjadikannya ideal untuk implan medis.

3. Permintaan dari Industri Elit: Penggunaan titanium sebagian besar terbatas pada industri-industri yang menuntut performa tertinggi dan di mana biaya bukan menjadi kendala utama:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI