IHSG Berbalik Arah! Simak Sentimen Pasar Jelang Pidato Jerome Powell

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2025 | 09:47 WIB
IHSG Berbalik Arah! Simak Sentimen Pasar Jelang Pidato Jerome Powell
Bursa Efek Indonesia (Shutterstock)
BACA SINGKAT:
  • Sentimen pasar wait and see
  • IHSG dibuka naik 0,15% namun dengan cepat berbalik arah ke zona merah
  • IHSG diperkirakan bergerak mendatar dengan rentang 7.800-7.930.

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat pada perdagangan hari ini Jumat (22/8/2025) pagi.

Namun, penguatan ini tidak bertahan lama, seiring dengan sentimen pasar yang berhati-hati menjelang simposium Jackson Hole di Amerika Serikat.

Pada pembukaan pasar, IHSG naik 12,20 poin atau 0,15% ke level 7.902,92. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisikan 45 saham unggulan juga naik tipis 0,07% ke posisi 829,58.

Namun, hanya berselang setengah jam, IHSG berbalik arah dan bergerak di zona merah, berada di level 7.888, turun sekitar 0,05% dari harga pembukaan.

Menurut analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, IHSG diperkirakan akan bergerak mendatar (sideways) cenderung melemah, dengan pergerakan dalam rentang 7.800-7.930.

Sikap wait and see pelaku pasar ini terutama dipicu oleh penantian pidato Jerome Powell, Ketua The Fed, di Jackson Hole, yang diharapkan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS ke depan.

Sementara, laporan harian dari BNI Sekuritas memperkirakan, IHSG masih berpotensi mencoba tes support di 7800, dan jika kuat di level tersebut, IHSG berpotensi melanjutkan kenaikannya.

Proyeksi ini pasca IHSG kemarin ditutup turun 0.67%, dan menariknya masih disertai dengan net buy asing ~533 Miliar. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah CUAN, BBCA, AMMN, BBRI dan BRMS.

Sentimen Global dan Domestik

Baca Juga: Perhatian! Perdagangan Saham Hari Ini Libur

Dari sisi global, data CME's FedWatch Tool menunjukkan bahwa peluang penurunan suku bunga The Fed pada September 2025 menurun menjadi sekitar 74%, dari sebelumnya di atas 80%.

Hal ini menambah kekhawatiran pelaku pasar. Di sisi lain, kesepakatan antara Uni Eropa dan AS terkait tarif impor dan investasi menjadi sorotan.

Uni Eropa akan membeli energi AS senilai $750 miliar dan berinvestasi $600 miliar, sebagai imbalannya, tarif impor untuk produk-produk Uni Eropa diturunkan menjadi 15% dari 30%.

Sementara itu, bursa saham global menunjukkan pergerakan yang beragam.

Pada perdagangan Kamis (21/8), bursa Eropa ditutup bervariasi, seperti FTSE 100 Inggris yang menguat 0,23% dan DAX Jerman naik 0,07%, sementara Euro Stoxx 50 dan CAC Prancis melemah.

Bursa Wall Street di AS juga ditutup melemah, dengan Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya berada di zona merah.

Di Asia, bursa pagi ini cenderung menguat, seperti Nikkei Jepang, Shanghai, dan Hang Seng, sementara Strait Times Singapura melemah.

Dari dalam negeri, data neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II-2025 menunjukkan defisit sebesar $3 miliar, atau setara dengan 0,8% PDB.

Angka ini merupakan defisit terbesar sejak kuartal II-2024 dan menandai defisit selama sembilan kuartal berturut-turut.

Meskipun demikian, angka ini masih berada dalam target Bank Indonesia (BI) untuk defisit transaksi berjalan di tahun 2025 (0,5-1,3% PDB).

Di sisi lain, pelaku pasar juga akan mencermati data jumlah uang beredar M2 bulan Juli 2025, yang diperkirakan tumbuh 6,7% secara tahunan (year-on-year), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?