- Sri Mulyani Mulai Aktif Kembali dan Menghadiri Rapat Terbatas Presiden Prabowo
- Ratas Berisikan Permintaan Presiden untuk Perbaiki Fasilitas yang Rusak
- Sri Mulyani Bilang Presiden Juga Ingatkan Persaingan Global
Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mulai aktif kembali setelah menjadi korban penjarahan rumah oleh massa yang dikenal. Dirinya pun mengikuti rapat terbatas yang digelar Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/9/2025) sore.
Dikutip dalam Instagram resmi @smindrawati, Jumat, 5 September 2025, Sri Mulyani membeberkan, ratas tersebut membahas kondisi terkini selepas aksi massa yang ricuh pekan kemarin.
Selain itu, mendengarkan laporan beberapa Menteri bidang Ekonomi Pangan dan Sosial, serta Gubernur Bank Indonesia tentang situasi perekonomian dan kondisi sosial terkini.
Menurut Sri Mulyani, presiden meminta perbaikan fasilitas umum yang telah dirusak dalam aksi massa pekan lalu segera diperbaiki.
"Program Prioritas yang memberikan manfaat rakyat langsung seperti Sekolah Rakyat, Program Ketahanan Pangan dan Energi harus berjalan efektif. Agar rakyat merasakan manfaat langsung," tulis Sri Mulyani.
Di sisi lain, Bendahara Negara ini menuturkan, Presiden juga mengingatkan adanya persaingan global yang harus dicermati, serta harus melakukan transformasi secara keseluruhan.
"Proses akan sulit dan panjang. Namun kita harus konsisten; memperbaiki kondisi rakyat terutama yang paling miskin, membangun pemerintah yang bersih dan efisien, memberantas korupsi dan penyelewengan.
Curhat Dijarah
Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati berbagi kisah pilu. Melalui akun Instagram pribadinya, @smindrawati, ia menyoroti penjarahan yang menimpa rumah pribadinya di Jakarta akhir Agustus 2025. Yang paling menyakitkan, pelaku membawa kabur sebuah lukisan bunga hasil karyanya sendiri.
Baca Juga: Sri Mulyani Curhat, Harga Emas Cetak Rekor: Terpopuler Bisnis Hari Ini
"Laki-laki berjaket merah memakai helm hitam tampak memanggul lukisan cat minyak Bunga di atas kanvas... Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri," tulis Sri Mulyani pada Rabu (3/12/2025).
Bagi Menkeu, lukisan yang dibuatnya 17 tahun lalu itu bukan sekadar objek seni, melainkan simbol perenungan dan kenangan tak ternilai. "Hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri yang sangat pribadi," katanya. Ia menyamakan hilangnya lukisan itu dengan hilangnya rasa aman, kepastian hukum, dan perikemanusiaan yang adil dan beradab di Indonesia.
Sri Mulyani juga mengkritik perlakuan media yang dianggapnya mensensasionalisasi aksi penjarahan tersebut. Ia menilai para penjarah seolah berpesta, bahkan menjawab pertanyaan reporter dengan bangga. "Hilang hukum, hilang akal sehat dan hilang peradaban dan kepantasan, runtuh rasa perikemanusiaan," imbuhnya.