Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 07 September 2025 | 14:51 WIB
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
Ilustrasi. (www.gudanggaramtbk.com)
Baca 10 detik
  • PT Gudang Garam dikabarkan PHK massal.
  • Kabar ini viral di media sosial.
  • PHK terjadi setelah laba perusahaan anjlok.

Suara.com - Belakangan ini PT Gudang Garam Tbk., santer dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di pabrik Tuban, Jawa Timur.

Salah satu ;rodusen rokok terbesar di Indonesia itu, dikabarkan melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya. Informasi tersebut viral melalui sebuah video pendek yang tersebar di berbagai platform media sosial sejak Sabtu, 6 September 2025.

Salah satunya, dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @indozone_id, tampak ratusan karyawan berseragam putih dan merah maroon dengan logo Gudang Garam tengah berkumpul di sebuah aula.

Dalam video viral itu tampak suasana haru, di mana para karyawan tak kuasa membendung air mata dan saling berpelukan.

Dengan berat hati mereka harus berpamitan dengan rekan-rekan yang sudah bekersa selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Suasana PHK Mahal pabrik PT Gudang Garam. [Instagram/pembasmi.kehaluan.reall]
Suasana PHK Mahal pabrik PT Gudang Garam. [Instagram/pembasmi.kehaluan.reall]

Profil dan Sejarah PT Gudang Garam Tbk.

PT Gudang Garam Tbk. berawal dari sebuah usaha rumahan yang didirikan pada tahun 1956 di Kediri, Jawa Timur. Perusahaan rokok inj didirikan oleh Tjoa Ing-Hwie alias Surya Wonowidjojo.

Pria keturunan Tionghoa ini memulai usaha pembuatan kretek bermerek Inghwie di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan mempekerjakan 50 orang.

Dua tahun berselang, tepatnya pada tanggal 26 Juni 1958, industri rumahan itu resmi berubah nama menjadi “Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam”.

Baca Juga: Puluhan Ribu Pekerja Kena PHK di Tengah Badai Persaingan Industri Otomotif

Semenjak itu, perusahaan terus berkembang pesat hingga pada tahun 1966 sukses tercatat sebagai produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar yang ada di Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya perusahaan, status hukumnya lantas berubah menjadi perseroan terbatas (PT) sejak tahun 1971. Dan dua tahun kemudian Gudang Garam mulai mengekspor produk miliknya.

Lalu pada tahun 1979, perusahaan resmi menggunakan mesin pembuat rokok, yang kemudiam membuat kapasitas produksi melonjak hingga dua kali lipat menjadi 17 miliar batang per tahun.

Masuk di tahun 1980-an, Gudang Garam beralih mengoperasikan pabrik seluas 240 hektare dengan kapasitas produksi mencapai satu juta batang kretek per hari.

Sementara kontribusi cukai yang disetorkan pada era itu bahkan mencapai lebih dari Rp 1 miliar per tahun.

Di masa jayanya, Gudang Garam sukses menguasai setidaknya 38 persen pangsa pasar rokok nasional dengan mempekerjakan lebih dari 37 ribu karyawan.

Perusahaan bahkan mempunyai sejumlah fasilitas eksklusif yang jarang dimiliki perusahaan lain, termasuk helikopter pribadi.

Tak hanya berfokus pada produksi rokok dan kertas rokok, Gudang Garam juga aktif dalam program tanggung jawab sosial, seperti mendukung olahraga tenis meja dan aktif menyalurkan beasiswa pendidikan.

Memasuki tahun 1990-an, Gudang Garam lantas menjelma jadi salah satu konglomerasi terbesar diurutan kelima di Indonesia. Rendahnya utang luar negeri menjadikan perusahaan tahan terhadap krisis Asia yang terjadi pada tahun 1997–1998.

Kemudian, pada 27 Agustus 1990, Gudang Garam secara resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, dengan mayoritas saham dikendalikan oleh keluarga pendiri melalui PT Suryaduta Investama.

Gudang Garam tercatat menguasai sekitar 21 persen pangsa pasar rokok nasional pada tahun 2017.

Masih di tahun yang sama, Japan Tobacco lantas mengakusisi dua anak perusahaan Gudang Garam, yaitu PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara. Meskipun semlat beredar rumor akuisisi penuh, namun perusahaan menepis isu tersebut.

Sejak tahun 2021, Gudang Garam melakukan inovasi dengan masuk ke bisnis rokok elektrik melalui pembentukan tiga anak usahanya.

Satu tahun berselang, tepatnya pada 2022, perusahaan resmi mendirikan PT Surya Kerta Agung untuk membangun jalan tol. Gudang Garam juga menyalurkan investasi sebesar Rp 1 triliun untuk pembangunan dan pengelolaan Bandara Dhoho Kediri lewat PT Surya Dhoho Investama.

Berapa karyawan Gudang Garam?

Sebagai salah satu industri rokok terbesar di Indonesia, PT. Gudang Garam Tbk. memiliki jumlah karyawan yang puluhan ribu orang. Menurut data pada tahun 2020, perusahaan memperkerjakan 30.940 karyawan.

Jika dibandingkan dengan isu PHK tersebut, maka jumlah ini diperkirakan hanya berkurang 1-10% saja.

Sebanding dengan jumlah karyawan yang sangat banyak, mobilitas di PT. Gudang Garam Tbk pun juga tinggi. Untuk mendukung dan menjaga produktivitas agar tetap baik, PT. Gudang Garam Tbk juga menyediakan sarana dan prasarana para karyawan tersebut. Sementara, menurut data tahun 2024, Gudang Garam yang didirikan pada tahun 1958 mempekerjakan 28.600 karyawan.

Isu PHK massal ini semakin memperburuk kondisi Gudang Garam di tengah penurunan laba bersih perusahaan tersebut. Pada bulan Juni 2025, laba bersih perusahaan berkode saham GGRM tersebut sepanjang tahun 2024 yaitu Rp 980,8 miliar.

Jumlah ini anjlok sebesar 81,57 persen dibandingkan pada tahun 2023 yang bisa mencapai Rp 5,32 triliun.
Angka penurunan ini juga didukung langkah perusahaan yang mulai mengurangi pembelian tembakau.

Pada 2024, Gudang Garam secara resmi berhenti membeli tembakau asal Temanggung. Kebijakan tersebut kemudian berlanjut pada tahun 2025.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI