-
BI dorong penguatan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
-
Pasar uang syariah tumbuh signifikan dan perkuat likuiditas.
-
Digitalisasi diyakini mampu memperluas inklusi keuangan syariah
Suara.com - Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Sebab, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian penting dalam arsitektur keuangan syariah global
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk menjadi jangkar stabilitas ekonomi dunia melalui penguatan instrumen likuiditas pemanfaatan teknologi digital, dan kolaborasi lintas negara.
Hal ini membangun industri keuangan syariah yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
"Keuangan syariah harus dikembangkan dengan pendekatan berbasis nilai dan keyakinan, yang mengintegrasikan prinsip sosial dan etika dengan keuntungan. Inovasi yang berlandaskan nilai, sinergi antarotoritas," kata dia dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (6/10/2025).
Menurut dia, pengalaman Indonesia menunjukkan bahwa kehadiran pasar uang syariah dan operasi moneter syariah makin memperkuat ekosistem keuangan syariah.
![Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo usai ikut rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025). [Suara.com/Novian]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/30/27058-gubernur-bi-perry-warjiyo.jpg)
Salah satunya penyediaan berbagai instrumen pengelolaan likuiditas untuk perbankan syariah.
"Selama Januari 2023 hingga Juni 2025, sebanyak 94 persen bank syariah telah aktif berpartisipasi dalam pasar uang antarbank syariah," katanya.
Dari sisi transaksi, dalam periode yang sama, Syariah Interbank Placement Agreement (SIPA) merupakan instrumen pasar uang antarbank syariah yang menunjukkan peningkatan paling signifikan.
Baca Juga: Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
"Perkembangan ini menegaskan bahwa pasar uang syariah makin berperan penting sebagai sumber likuiditas yang efisien, sekaligus memperkuat fondasi intermediasi perbankan syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan," bebernya,
Dia menambahkan, tansformasi digital diyakini dapat membangun sistem keuangan global yang benar-benar inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan.
Pandangan ini sejalan dengan bahasan seminar yang berfokus pada pemanfaatan teknologi digital dan instrumen syariah inovatif untuk memperluas inklusi.
"Ini sekaligus menegaskan kembali peran sektor syariah sebagai kekuatan stabilisasi bagi pembangunan berkelanjutan," tandasnya.