- Greenhope dan Asosiasi Material Berkelanjutan Indonesia (AMBI) menegaskan komitmen mereka untuk mendukung peta jalan industri hijau Kemenperin, berkat inovasi material bioplastik.
- Tommy Tjiptadjaja, menyoroti peran bioplastik, seperti Ecoplas berbahan dasar singkong dan aditif Oxium, dalam menyelesaikan target masalah sampah Indonesia pada 2029.
- Pemerintah mendorong pemanfaatan bioplastik dalam kehidupan sehari-hari, serta upaya Indonesia dalam pengembangan dan pertumbuhan industri bioplastik.
Oxium: Bahan aditif yang berfungsi mempercepat proses penguraian plastik, dari yang semula membutuhkan waktu ratusan tahun menjadi hanya dua hingga lima tahun, tanpa meninggalkan residu mikroplastik berbahaya.
Komitmen Greenhope dan AMBI sejalan dengan sasaran Prioritas ke-11 pemerintahan Presiden Prabowo yang mendorong pemanfaatan bioplastik dalam kehidupan sehari-hari, serta upaya Indonesia dalam pengembangan dan pertumbuhan industri bioplastik.
Percepatan penguraian alami menjadi kunci penting mengingat Indonesia menghasilkan sekitar 56,6 juta ton sampah setiap tahun, dengan 10–12 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang mencemari lingkungan.
Untuk mendukung inisiatif ini, Kemenperin telah menerbitkan Permenperin No 55/2020 yang mencakup Standar Industri Hijau untuk Kantong Bioplastik. Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha, menjelaskan bahwa Kemenperin saat ini sedang menginisiasi rencana low hanging fruit untuk meningkatkan industri bioplastik dan menciptakan permintaan pasar (demand).