-
IHSG anjlok tajam 2,57% ke 7.915, tertekan sentimen global.
-
Pelemahan dipicu kekhawatiran risiko kredit di sektor perbankan AS.
-
Sektor energi, teknologi, dan material dasar menjadi penekan terbesar.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tajam pada akhir perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025.
Tekanan jual masif membawa IHSG turun 209,10 poin atau 2,57 persen ke level 7.915. Pelemahan ini, seiring sentimen negatif dari bursa global yang tertekan oleh meningkatnya risiko kredit di sektor perbankan Amerika Serikat (AS).
Mengutip data BEI, total nilai transaksi mencapai Rp28,53 triliun dengan volume perdagangan sekitar 39,50 miliar saham.
Sebanyak 617 saham turun, hanya 135 saham yang menguat, sementara sisanya stagnan. Kapitalisasi pasar juga tergerus menjadi Rp 14.746 triliun.
![Ilustrasi penurunan grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/19/15434-ilustrasi-penurunan-grafik-indeks-harga-saham-gabungan-ihsg-di-bursa-efek-indonesia-bei-jakarta-selasa-1832025-suaracomalfian-winanto.jpg)
Philip Sekuritas Indonesi menyebut, pelemahan IHSG tak lepas dari aksi jual di bursa Asia yang kompak terkoreksi pada perdagangan sore ini, mengikuti kejatuhan indeks saham utama di Wall Street semalam.
"Kekhawatiran meningkatnya risiko kredit di sektor perbankan AS menjadi pemicu utama," tulis Philip Sekuritas dalam riset hariannya.
Dua kebangkrutan di industri otomotif AS First Brands, produsen suku cadang mobil, dan Tricolor Holdings, dealer mobil telah menimbulkan kepanikan baru di kalangan investor.
Kedua perusahaan itu dinyatakan bangkrut pada September dan memiliki keterkaitan dengan sejumlah bank besar seperti Jefferies, UBS, dan JPMorgan.
Kebangkrutan tersebut memunculkan kekhawatiran soal longgarnya praktik pemberian pinjaman di pasar kredit swasta (private credit market) yang dinilai kurang transparan. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa potensi krisis kredit baru bisa saja sedang berkembang.
Baca Juga: Saham GZCO Naik 306 Persen, Efek Spekulasi Akuisisi Happy Hapsoro?
Tekanan bertambah ketika dua bank daerah AS, Zions Bancorp dan Western Alliance, melaporkan masalah kredit macet dengan dugaan penipuan oleh pihak debitur. Zions mengungkap kerugian sebesar US$50 juta dari dua pinjaman komersial di California, sementara Western Alliance telah menggugat Cantor Group V, LLC atas dugaan fraud.
Selain faktor AS, pasar juga menahan diri menjelang rilis sederet data ekonomi penting dari Tiongkok pada awal pekan depan, seperti PDB, produksi industri, penjualan ritel, investasi aset tetap, harga rumah, dan tingkat pengangguran.
Pelaku pasar juga menanti Fourth Plenum pertemuan penting Partai Komunis China minggu depan yang diharapkan memberikan arah baru bagi kebijakan ekonomi negara tersebut.
Dari sisi sektoral, tiga sektor utama menjadi penekan terbesar IHSG hari ini, yakni energi (turun 35,37 poin), teknologi (turun 20,64 poin), dan basic material (turun 16,75 poin).
Meski mayoritas saham tertekan, beberapa emiten masih berhasil mencatatkan penguatan signifikan. UNTR naik 3,75 persen ke Rp 26.950, RISE melesat 9,91 persen ke Rp 6.100, dan KONI menanjak 18,75 pesen ke Rp 2.470.