RI Targetkan Bisa Kelola Rp180 T Wakaf, Tapi Banyak Tantangan

Senin, 20 Oktober 2025 | 19:50 WIB
RI Targetkan Bisa Kelola Rp180 T Wakaf, Tapi Banyak Tantangan
Ilustrasi Wakaf. (Dok: Dompet Dhuafa)
Baca 10 detik
  • RI terus mengoptimalkan potensi dana wakaf sebesar Rp180 triliun.
  • Meski demikian masih banyak tantangan yang menghadang dalam mengejar target tersebut.
  • Tiga tantangan utama wakaf adalah regulasi, literasi, dan nazhir

Suara.com - Badan Wakaf Indonesia (BWI) terus tancap gas mengoptimalkan potensi wakaf nasional yang diperkirakan mencapai Rp180 triliun. Melalui program Waqf Goes to Campus (WGTC), BWI menggandeng kampus dan pesantren sebagai mitra strategis untuk menggerakkan wakaf produktif sebagai pilar utama ketahanan ekonomi nasional.

Berbicara di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Wakil Ketua BWI, Tatang Astaruddin, menegaskan bahwa kampus adalah lembaga wakaf sejati karena didirikan untuk kepentingan umum dan waktu yang tidak terbatas.

"Hari ini kami punya peta jalan wakaf, visi kami wakaf adalah pilar pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional," kata Tatang di acara WGTC XV, Senin (20/10/2025).

Tatang menyoroti tiga tantangan besar yang harus diatasi. Pertama, regulasi wakaf yang dianggap sudah usang dan memerlukan kajian mendalam, di mana kampus diharapkan menjadi ujung tombak kajian ini.

Kedua, literasi masyarakat yang masih sempit, hanya memahami wakaf sebatas tempat ibadah. Padahal, wakaf kini inklusif, mencakup pengembangan pendidikan, kelestarian lingkungan, hingga agenda Sustainable Development Goals (SDGs).

Terakhir, adalah kompetensi nazhir (pengelola wakaf) yang dinilai belum maksimal, meskipun sudah ada ratusan ribu nazhir wakaf tanah dan wakaf uang.

Kota Malang, yang dijuluki Kota Pendidikan dengan hampir 800.000 mahasiswa, dinilai memiliki potensi wakaf yang sangat besar. Walikota Malang, Wahyu Hidayat, menyebut wakaf sebagai instrumen strategis untuk menciptakan dana abadi yang mendukung beasiswa, penelitian, dan kemandirian finansial kampus.

Sementara itu, Rektor UB, Prof Widodo, mengakui bahwa mengumpulkan wakaf produktif untuk dana abadi kampus jauh lebih sulit daripada mengumpulkan dana wakaf untuk pembangunan masjid.

"Padahal berwakaf untuk pendidikan tinggi juga merupakan amal jariyah yang tidak kalah mulianya," ujar Widodo.

Baca Juga: Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI