IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:21 WIB
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
Pengunjung melintas dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • IHSG ditutup merosot 0,30 persen ke level 8.092.

  • Pelemahan dipicu sikap hati-hati pasar menanti pertemuan Trump-Xi.

  • China dan ASEAN tingkatkan FTA, mencakup ekonomi digital dan hijau.

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada akhir perdagangan Selasa (28/10/2025). IHSG merosot 24,52 poin atau 0,30 persen ke level 8.092.

Berdasarkan riset Phillip Sekuritas Indonesia, pelemahan ini seiring sikap hati-hati pelaku pasar menjelang pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Korea Selatan.

Adapun, total nilai transaksi mencapai Rp 19,83 triliun dengan volume perdagangan sekitar 30,21 miliar saham. Sebanyak 341 saham menguat, 309 melemah, dan sisanya stagnan.

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (9/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (9/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Tiga sektor menjadi penekan utama IHSG hari ini, yakni finansial (-5,356 poin), non-siklikal (-3,588 poin), dan industri (-0,917 poin).

Mayoritas bursa saham Asia turut ditutup di zona merah. Investor memilih menunggu hasil konkret dari pertemuan Trump–Xi yang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan dagang baru antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Trump sebelumnya mengisyaratkan adanya peluang tercapainya kesepakatan dagang bersejarah yang bisa meredakan ketegangan perdagangan yang selama ini mengguncang ekonomi global.

Kesepakatan yang tengah disiapkan AS dan Jepang disebut akan memperkuat rantai pasok industri strategis, mulai dari teknologi hingga pertahanan, sekaligus mengurangi ketergantungan global terhadap China.

Di sisi lain, China dan negara-negara ASEAN menandatangani peningkatan Free Trade Agreement (FTA) yang mencakup kerja sama ekonomi digital, ekonomi hijau, dan industri baru.

China tercatat sebagai mitra dagang terbesar Asia Tenggara, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai USD 771 miliar pada tahun lalu.

Baca Juga: IHSG Bangkit di Awal Sesi, Sentimen AS-China Pengaruhi Pasar

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI