Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM

Jum'at, 14 November 2025 | 12:08 WIB
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
Ilustrasi SPBU Pertamina (Dok.pertamina)
Baca 10 detik
  • Pertamina membentuk Satgas Nataru 2025–2026 untuk memastikan pasokan energi dan kelancaran libur Natal-Tahun Baru.

  • Fokus Satgas meliputi kesiapan infrastruktur, penanganan gangguan cepat, dan kolaborasi antarunit serta instansi.

  • Pertamina menyiagakan kilang, terminal, SPBU, dan layanan delivery untuk mendukung distribusi BBM, LPG, dan energi secara optimal

Suara.com - PT Pertamina (Persero) membentuk Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Satgas Nataru).

Satgas Nataru Pertamina efektif mulai bekerja sejak 13 November 2025.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menyebut bahwa perayaaan Natal dan Tahun Baru menjadi periode yang krusial untuk sektor energi, logistik, dan transportasi nasional.

"Satgas Nataru merupakan kegiatan yang sangat strategis dan memiliki nilai pelayanan publik yang tinggi. Kita harus memastikan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran masyarakat dalam menikmati libur panjang," kata Simon lewat keterangannya yang dikutip Suara.com pada Jumat (14/11/2025).

Satgas Nataru Pertamina memiliki tiga fokus utama, yaitu kesiapan infrastruktur dan personel, kecepatan penanganan gangguan di lapangan, serta kolaborasi antar unit dan instansi eksternal.

Guna memastikan ketersediaan BBM, Pertamina lewat Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream berkomitmen menjaga pasokan minyak mentah domestik sebesar 31,5 juta barel (Bbl) selama masa tugas Satgas Nataru.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan keputusan apakah SPBU swasta akan membeli BBM Pertamina akan diumumkan pada Jumat malam (17/10/2025). [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri. [Suara.com/Novian Ardiansyah]

"PHE berkomitmen memaksimalkan lifting hulu migas tersebut, sehingga seluruh minyak mentah dan gas bumi yang dimiliki PHE dapat tersalurkan untuk kilang-kilang domestik Pertamina dan konsumen gas bumi," kata Simon.

Dari sisi pengelolaan, Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), bertugas memastikan kesiapan operasional kilang, di mana kilang-kilang Pertamina berada dalam kondisi normal dan beroperasi penuh.

"Kapasitas pengolahan kilang mencapai 1,179 juta barel per hari (MB/Day). Beberapa produk BBM juga dipersiapkan untuk peningkatan produksi, yakni Biosolar, Pertamax dan Pertamax Turbo," jelas Simon.

Baca Juga: Ekonom: Industri Etanol Tak Hanya Untungkan Korporasi, Tapi Buka Lapangan Kerja Baru

Kemudian PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading yang menjalankan lini bisnis distribusi dan pemasaran energi, telah menyiagakan 117 Terminal BBM (TBBM), 43 Terminal LPG (TLPG), dan 72 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dalam kondisi siap beroperasi penuh

Sementara untuk memastikan pelayanan, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan layanan energi pendukung di jalur potensial, yakni jalur tol, jalur wisata dan jalur lintas utama.

Layanan energi di antaranya terdiri dari 1.866 unit SPBU yang beroperasi selama 24 jam sehari, 57 titik layanan BBM dan Kiosk Pertamina Siaga, serta 188 unit Motorist/Pertamina Delivery Service sebagai upaya cepat tanggap Pertamina menghampiri konsumen apabila dibutuhkan.

Selain itu, 1.819 Pertamina Delivery Service Bright Gas, serta 6.154 Agen LPG.

Pertamina juga menyediakan 209 unit mobil tangki BBM yang standby di sekitar SPBU, serta 26 unit Serambi MyPertamina atau lokasi beristirahat yang bisa digunakan masyarakat.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI