Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 16 November 2025 | 11:23 WIB
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
Perak Antam
Baca 10 detik
  • Harga perak domestik pada Sabtu, 15 November 2025, turun menjadi Rp27.350 per gram.
  • Fluktuasi harga global perak ditandai kenaikan dari US$48,3058 menjadi US$50,5484 antara 7 hingga 14 November 2025.
  • Pelemahan harga global terjadi karena pernyataan hawkish The Fed yang memperkuat Dolar AS.

Suara.com - Setelah sempat menunjukkan kenaikan signifikan di tengah pekan, harga perak batangan murni di pasar domestik justru mencatatkan penurunan drastis, sejalan dengan melemahnya harga secara global di penghujung periode perdagangan.

Data harga perak per gram pada Sabtu, 15 November 2025, tercatat pada level Rp27.350. Angka ini turun cukup tajam sebesar Rp1.050 dari hari sebelumnya yang berada di posisi Rp28.400.

Penurunan serupa juga dilaporkan oleh harga-emas.org, yang menunjukkan harga perak nasional melemah menjadi Rp27.198 per gram per pukul 04.01 WIB.

Untuk perak batangan murni, harga jual yang sudah mencakup Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen tercatat sebagai berikut:

Perak batangan 250 gram: Harga jual final Rp9.511.313 (dari harga dasar Rp8.568.750).
Perak batangan 500 gram: Harga jual final Rp17.995.875 (dari harga dasar Rp16.212.500).

Fluktuasi Ekstrem di Pasar Global

Meskipun terkoreksi di pasar domestik, harga perak global menunjukkan penguatan tipis sepanjang periode perdagangan 7 hingga 14 November 2025.

Menurut data Refinitiv, harga perak naik dari US$48,3058 per ounce pada (7/11/2025) menjadi US$50,5484 per ounce (14/11/2025).

Kenaikan mingguan ini dibarengi dengan volatilitas yang ekstrem. Perak sempat melonjak tajam menyentuh level tertinggi US$53,4089 pada 12 November, sebelum mengalami penolakan harga dan kembali merosot menjelang penutupan pekan.

Baca Juga: Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Melonjak Rp 27.664 per Gram Hari Ini

Penguatan di awal pekan didorong oleh meningkatnya aksi lindung nilai (hedging) yang dilakukan investor di tengah lonjakan ketidakpastian geopolitik global. Perak kembali diburu sebagai aset aman (safe-haven) saat kekhawatiran pasokan dan isu-isu internasional memanas.

Katalis positif lain yang mendukung penguatan harga adalah keputusan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) yang memasukkan perak ke dalam daftar "mineral penting" (critical minerals).

Status ini memicu spekulasi di pasar mengenai kemungkinan adanya proteksi perdagangan, termasuk potensi pembatasan impor atau penerapan tarif baru, yang meningkatkan prospek harga.

Namun, dinamika pasar berbalik menjelang akhir pekan. Sentimen safe-haven berkurang setelah aktivitas fiskal di AS mengalami normalisasi, mengurangi kebutuhan investor akan aset lindung nilai.

Pelaku pasar global mulai melepas perak dan kembali mengalihkan modal ke aset berisiko.

Penekanan terbesar datang dari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Pernyataan para pejabat The Fed yang bersifat agresif (hawkish), mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat, memperkuat nilai tukar Dolar AS.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI