Harga Bitcoin Menuju US$ 80.000? Aksi Jual Spot Meningkat, Analis Ungkap Risiko

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 19 November 2025 | 11:19 WIB
Harga Bitcoin Menuju US$ 80.000? Aksi Jual Spot Meningkat, Analis Ungkap Risiko
Ilustrasi Bitcoin (Unsplash/Andre)
Baca 10 detik
  • Harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan 16% dalam 30 hari.
  • Tekanan jual kini didominasi oleh aksi jual spot terkonfirmasi dari arus masuk 15.924 BTC ke bursa dalam lima hari (13–18 November).
  • Untuk pemulihan bullish, Bitcoin wajib menembus dan bertahan di atas resistensi kunci US$90.300.

Suara.com - Harga Bitcoin (BTC) menghadapi periode krusial setelah mengalami penurunan tajam yang menyebabkan kerugian 30 hari mencapai 16%.

Meskipun sempat rebound hari ini, dengan kenaikan 2,78% dalam 24 jam ke level US$92.410 (setara Rp1.551.355.829), para trader berada di persimpangan jalan: apakah harga akan pulih kembali atau bersiap menghadapi koreksi yang lebih dalam.

Secara fundamental, data grafik dan on-chain memberikan sinyal peringatan keras.

Jika harga Bitcoin tidak mampu segera kembali menembus dan bertahan di level kunci, titik terendah berikutnya berpotensi terbentuk jauh lebih rendah, bahkan mungkin di bawah level psikologis US$80.000.

Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp30.866 triliun, dengan volume perdagangan harian tercatat sebesar Rp1.569 triliun.

Tekanan jual yang menimpa Bitcoin kini telah mengalami perubahan karakter. Sebelumnya, penurunan harga didominasi oleh likuidasi paksa (forced liquidation) posisi long (beli dengan leverage).

Kini, tekanan likuidasi tersebut mulai mereda, terbukti dari besarnya likuidasi posisi short (jual) di bursa seperti Binance yang mencapai US$3,56 miliar, jauh melampaui likuidasi posisi long (US$558 juta).

Meredanya likuidasi ini berarti penurunan harga yang terjadi belakangan ini lebih mencerminkan aksi jual spot (penjualan riil) yang disengaja, bukan lagi jual paksa. Aksi jual ini didukung oleh data cadangan BTC di bursa:

Antara 13 hingga 18 November, cadangan Bitcoin di seluruh bursa meningkat signifikan dari 2.380.595 BTC menjadi 2.396.519 BTC.

Baca Juga: Historis Harga Bitcoin Naik 96 Persen Pasca Pembatalan Shutdown Pemerintah AS

Artinya, terdapat arus masuk sebesar 15.924 BTC ke bursa hanya dalam lima hari—setara dengan sekitar US$1,43 miliar.

Arus masuk tertinggi ini merupakan sinyal adanya aksi jual spot yang masif dan mungkin dipicu oleh kepanikan.

Perubahan dari penurunan yang didorong likuidasi menjadi penurunan yang didorong oleh penjualan spot ini adalah faktor penting, karena jenis penurunan ini cenderung lebih terkendali, namun memiliki potensi untuk bertahan lebih lama, menjelaskan mengapa harga masih tertekan meskipun leverage telah banyak terhapus.

Dalam analisis harian yang dibagikan Pintu, guna memprediksi titik stabilisasi harga, analisis menggunakan indikator UTXO Realized Price Distribution (URPD) menjadi penting. URPD menunjukkan di harga mana koin terakhir dibeli, yang biasanya menjadi zona dukungan.

Namun, area harga antara US$89.600 hingga US$79.500 saat ini memiliki dukungan yang sangat tipis. Hanya sedikit koin yang terakhir berpindah tangan di rentang harga ini. Artinya, hanya sedikit pemegang koin yang memiliki motivasi kuat untuk mempertahankan level harga tersebut.

Kehilangan level US$90.300 menjadi sinyal yang sangat berbahaya karena membuka harga pada zona lemah yang luas. Jika Bitcoin terus ditutup di bawah level ini, peta URPD menunjukkan bahwa harga rentan jatuh hingga mendekati US$80.000.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI