Rp1,45 Triliun Diborong! Ini Alasan BMRI Banyak Diborong Asing Pekan Ini

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 23 November 2025 | 11:25 WIB
Rp1,45 Triliun Diborong! Ini Alasan BMRI Banyak Diborong Asing Pekan Ini
Bank Mandiri (Dok: Bank Mandiri)
Baca 10 detik
  • Investor asing mencatatkan pembelian bersih saham BMRI sebesar Rp1,45 triliun selama pekan perdagangan 17–21 November 2025.
  • Ketertarikan investor didorong fundamental kuat BMRI yang memproyeksikan pertumbuhan kredit 9-10% pada tahun 2026.
  • BMRI fokus mendorong Program 3 Juta Rumah melalui Kredit Pembiayaan Perumahan (KPP) untuk UMKM dan masyarakat.

Suara.com - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) jadi salah satu saham paling banyak dibeli investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI)  sepanjang pekan perdagangan 17–21 November 2025.

Data menunjukkan, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) fantastis pada saham BMRI sebesar Rp1,45 triliun di pasar reguler.

Aksi beli masif pada saham big cap perbankan ini terjadi di tengah arus masuk dana asing ke pasar saham nasional secara umum.

Dalam sepekan terakhir, investor asing mencatatkan total net buy sebesar Rp3,9 triliun, melanjutkan tren positif dari pekan sebelumnya (Rp3,8 triliun).

Saham BMRI memimpin daftar beli bersih, jauh melampaui saham bank besar lainnya seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy Rp617,8 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp357,5 miliar.

Kendati demikian, pada penutupan perdagangan Jumat (21/11/2025), investor asing sempat mencatatkan jual bersih (net sell) tipis di seluruh pasar sebesar Rp26,3 miliar, menjadikan total net sell asing sepanjang tahun berjalan (year-to-date) ini berada di angka Rp30,5 triliun.

Ketertarikan investor asing terhadap BMRI didukung oleh kinerja fundamental yang solid dan prospek pertumbuhan yang kuat. Bank Mandiri memproyeksikan mampu mempertahankan pertumbuhan kredit yang solid sebesar 9-10% secara tahunan (yoy) pada tahun 2026.

Pertumbuhan ini akan didorong oleh sektor pembiayaan korporasi, infrastruktur, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Secara kinerja, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BMRI tercatat naik 5% yoy menjadi Rp78,3 triliun, ditopang oleh pertumbuhan kredit yang stabil dan kenaikan imbal hasil.

Baca Juga: Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu

Strategi utama BMRI ke depan adalah menurunkan biaya dana (cost of fund/CoF), memperkuat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga murah (CASA), dan memperluas monetisasi digital melalui aplikasi andalan mereka, Livin’ dan Kopra Mandiri.

Selain itu, salah satu fokus utama BMRI saat ini adalah mendorong percepatan Program 3 Juta Rumah melalui sosialisasi Kredit Pembiayaan Perumahan (KPP).

Program KPP, yang diatur dalam Permenko No. 13/2025 dan Permen PKP No. 13/2025, ditujukan bagi UMKM dan masyarakat luas untuk membangun atau merenovasi rumah.

KPP berfungsi ganda sebagai kredit modal kerja atau investasi yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha maupun perorangan di sektor perumahan. Dukungan ini dianggap strategis untuk memperkuat sektor perumahan secara inklusif dan berkelanjutan.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Henry Panjaitan, menyampaikan bahwa pembiayaan KPP tidak hanya menyokong pelaku konstruksi, pengembang, dan pedagang material bangunan, tetapi juga mendorong pemberdayaan UMKM di berbagai wilayah.

“Melalui kolaborasi erat antara pemerintah dan perbankan, diharapkan program ini mampu memperluas kesempatan kerja, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta memperkuat daya saing nasional menuju visi Indonesia Emas 2045, sekaligus selaras dengan Asta Cita Pemerintah,” ujar Henry Panjaitan di Tangerang, Kamis (20/11), usai efektif menjabat setelah RUPSLB 2025.

Program KPP menjangkau seluruh segmen UMKM, mulai dari usaha mikro (modal hingga Rp1 miliar), usaha kecil (hingga Rp5 miliar), hingga usaha menengah (hingga Rp10 miliar).

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI