ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina

Rabu, 26 November 2025 | 12:08 WIB
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia mengungkap pertemuan Purbaya dengan Bahlil membahas ketersediaan LPG menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026. [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Baca 10 detik
  • Skema impor bahan bakar minyak badan usaha swasta akan kembali normal pada 2026 tanpa melalui Pertamina.
  • Badan usaha swasta seperti Shell, Vivo, dan BP-AKR harus mengajukan volume kebutuhan impor berdasarkan neraca komoditas.
  • Sebelumnya, badan usaha swasta terpaksa membeli BBM dari Pertamina karena kuota impor mereka telah habis.

Suara.com - Skema impor bahan bakar minyak (BBM) untuk badan usaha swasta akan kembali normal pada 2026. Badan usaha swasta seperti Shell, Vivo hingga BP-AKR akan kembali dapat mengimpor pasokan minyaknya tanpa harus melalui skema business to business (B2B) dengan Pertamina. 

Dengan kata lain, Shell, Vivo, dan BP-AKR akan mengimpor BBM murni atau Base Fuel sendiri tanpa lewat Pertamina.

"Yang pasti kuota impor balik normal kok, tidak lewat B2B lagi (dengan Pertamina). Ini kan kemarin karena ada kondisi tertentu ya, kita nyari solusi jangka pendek saja," ujar Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia kepada wartawan dikutip pada Rabu (26/11/2025). 

8 SPBU Bondowoso dan 41 SPBU wilayah Jember yang berdampak terkait penutupan Jalur Gumitir.
8 SPBU Bondowoso dan 41 SPBU wilayah Jember yang berdampak terkait penutupan Jalur Gumitir.

Dalam beberapa waktu belakangan ini, badan usaha swasta tidak dapat secara langsung mengimpor BBM, lantaran kuota impornya telah terpakai seluruhnya. Alhasil, mereka harus memenuhi kebutuhannya lewat skema B2B dengan Pertamina. 

Untuk bisa mendapatkan kuota impor pada tahun depan, badan usaha swasta harus memenuhi prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya, mengajukan volume kebutuhan berdasarkan neraca komoditasnya masing-masing.

Anggia menyebut, pengajuan kuota impor telah dibuka pemerintah sejak Oktober. Sejauh ini telah ada beberapa badan usaha swasta yang mengajukan, namun soal  detailnya Anggia belum dapat merincinya. 

"Jadi silahkan dimasukkan. Sekarang kalau enggak salah sudah masuk di Direktorat Migas. Kemudian nanti akan dievaluasi oleh pemerintah seperti apa approval-nya," jelasnya. 

Terkait dengan berapa volume impor yang akan disepakati pemerintah belum bisa dipastikan. Sebab akan merujuk pada evaluasi kuota impor pada 2025. 

"Volumenya tergantung pengajuan mereka masing-masing. Kita enggak bisa menduga-duga. Mereka ada kebutuhan tambahan atau enggak? Dilihat dari situ nantinya. Yang pasti menyesuaikan-lah dengan demand yang mereka di tahun berjalan 2025," imbuhnya.

Baca Juga: Purbaya Temui Bahlil, Bahas Potensi Kekurangan LPG 3Kg Jelang Nataru

Karena kuota impor yang telah terpakai seluruhnya, membuat SPBU milik sejumlah badan usaha swasta kehabisan BBM.

Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah sempat memberikan kuota impor tambahan sebesar 10 persen dari kuota yang ditetapkan pada 2025. Namun hal itu tidak belum juga menyelesaikan permasalahan. 

Belakangan pemerintah mendorong badan usaha swasta menyerap BBM impor milik Pertamina melalui skema B2B.

Tercatat telah ada tiga badan usaha swasta yang sepakat memasok BBM dari Pertamina, yaitu Shell, Vivo, dan BP-AKR. Masing-masing ketiganya mendapatkan pasokan sebanyak 100 ribu barel.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI