- Harga emas Antam per gram pada Selasa, 2 Desember 2025 adalah Rp 2.425.000, naik Rp 10.000 dari hari sebelumnya.
- Harga buyback emas Antam juga mengalami kenaikan Rp 10.000 per gram dibandingkan harga pada hari Senin.
- Harga emas dunia mendekati USD 4.230 akibat ekspektasi The Fed memangkas suku bunga AS dalam waktu dekat.
Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Selasa, 2 Desember 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 2.425.000 per gram.
Dikutip dari situs Logam Mulia, harga emas antam itu terus melompat tinggi Rp 10.000 dibandingkan hari Senin, 1 Desember 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 2.286.000 per gram.
Harga buyback itu juga melonjak Rp 10.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Senin kemarin.
![Pramuniaga menunjukkan emas di Galeri 24 Pegadaian Area Aceh, Banda Aceh, Aceh, Kamis (17/4/2025). [ANTARA FOTO/Khalis Surry/nym]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/19/12827-emas-antam.jpg)
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 Gram Rp 1.262.000
- Emas 1 Gram Rp 2.425.000
- Emas 2 gram Rp 4.790.000
- Emas 3 gram Rp 7.160.000
- Emas 5 gram Rp 11.900.000
- Emas 10 gram Rp 23.475.000
- Emas 25 gram Rp 59.237.000
- Emas 50 gram Rp 118.395.000
- Emas 100 gram Rp 236.712.000
- Emas 250 gram Rp 591.515.000
- Emas 500 gram Rp 1.182.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 2.365.600.000
Perlu diingat, harga tersebut belum termasuk pajak penghasilan (PPh) sebesar 0,45 persen bagi pemegang NPWP dan 0,9 persen yang tidak memiliki NPWP. Pengenaan PPh ini sesuai dengan PMK Nomor 34/OMK.19/2017.
Harga Emas Dunia Terus Melonjak
Harga emas dunia kembali melaju dan mendekati level USD 4.230 pada awal perdagangan Asia, Selasa. Penguatan ini membawa emas ke kisaran tertinggi dalam hampir enam minggu, seiring meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) bakal memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Sentimen pasar menguat setelah data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS menunjukkan kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan PMI Manufaktur November turun menjadi 48,2, lebih rendah dibandingkan 48,7 pada bulan sebelumnya dan meleset dari proyeksi 48,6.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Naik Semua Varian, Kecuali Antam
Data ekonomi yang melemah tersebut membuat pelaku pasar meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga Desember menjadi 87 persen, mengacu pada perangkat CME FedWatch.
Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi angin segar bagi emas, karena menurunkan biaya peluang bagi investor untuk memegang aset tanpa imbal hasil tersebut.
"Lingkungan yang didasari ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut, bersama dengan tekanan inflasi yang masih di atas target Fed, masih menjadi penopang mendasar dalam emas dan perak," ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, seperti dikutip dari FXStreet.
Namun, kenaikan harga emas juga menghadapi tekanan dari melemahnya permintaan fisik di Tiongkok. Financial Times melaporkan, sejumlah jaringan ritel besar mengurangi jangkauan penjualan mereka tahun ini, sementara pelaku usaha kecil mengaku penjualan anjlok akibat lonjakan harga dan meningkatnya beban pajak.
Dalam jangka pendek, pergerakan emas masih akan dipengaruhi rilis data ekonomi Amerika Serikat pekan ini. Pasar menanti laporan ADP Employment dan PMI Jasa ISM pada Rabu, sebelum menuju data inflasi PCE—indikator favorit The Fed.
Jika rangkaian data ekonomi tersebut keluar lebih kuat dari perkiraan, dolar AS berpotensi menguat dan menekan harga emas yang diperdagangkan dalam denominasi USD.