Suara.com - Memiliki rumah pribadi merupakan pencapaian luar biasa bagi kelompok usia produktif 18-45 tahun. Namun, harga properti yang terus merangkak naik membuat skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi jalur utama yang paling realistis.
Meski terlihat rumit, proses pengajuan KPR sebenarnya memiliki alur yang sistematis jika Anda memahami setiap tahapannya dengan benar.
Bagi calon pembeli rumah pertama (first-time homebuyers), pemahaman mengenai urutan administrasi perbankan sangat penting agar tidak terjebak pada kendala dokumen atau penolakan kredit di tengah jalan.
Berikut adalah panduan komprehensif mengenai tahapan pengajuan KPR yang perlu Anda ketahui.
1. Riset, Perburuan Properti, dan Persiapan Dokumen
Langkah pertama dalam perjalanan KPR bukan dimulai dari bank, melainkan dari ketelitian Anda dalam memilih hunian. Mencari rumah idaman memerlukan keseimbangan antara lokasi, harga, dan legalitas.
Pastikan properti yang Anda pilih memiliki dokumen lengkap seperti Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB),
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau saat ini disebut Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), serta bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Setelah menemukan unit yang tepat, mulailah melakukan riset produk KPR. Jangan hanya terpaku pada satu bank. Bandingkan suku bunga (baik bunga fixed maupun floating), biaya provisi, hingga reputasi layanan bank tersebut. Bersamaan dengan itu, segera kumpulkan dokumen persyaratan yang meliputi:
Baca Juga: Mengurus Sertifikat Tanah Hilang atau Rusak: Syarat, Proses, dan Biaya
Dokumen Pribadi: Fotokopi KTP, Kartu Keluarga (KK), NPWP, dan Akta Nikah/Cerai.
Dokumen Finansial: Slip gaji tiga bulan terakhir, Surat Keterangan Kerja (SKP), dan rekening koran enam bulan terakhir.
Dokumen Properti: Salinan sertifikat, IMB/PBG, dan PBB dari pihak penjual atau pengembang (developer).
2. Analisis Kredit dan Penilaian Properti oleh Bank
Setelah semua berkas diserahkan ke bank, pihak analis kredit akan memulai pekerjaannya. Salah satu gerbang utama dalam tahap ini adalah pemeriksaan riwayat kredit melalui SLIK OJK (sebelumnya BI Checking).
Bank akan melihat kedisiplinan Anda dalam membayar cicilan lain, seperti kartu kredit atau pinjaman online.
Tahap selanjutnya yang sangat krusial adalah Appraisal. Bank akan menurunkan tim penilai (internal atau independen) untuk menaksir harga pasaran rumah tersebut.
Perlu dicatat, nilai appraisal bank seringkali berbeda dengan harga jual yang ditawarkan penjual. Nilai inilah yang akan menjadi dasar bagi bank untuk menentukan plafon kredit atau jumlah pinjaman maksimal yang diberikan kepada Anda.
Jika hasil analisis dan nilai properti dianggap memenuhi kriteria, bank akan menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K).
Dokumen SP3K ini adalah "lampu hijau" dari bank yang berisi rincian lengkap mengenai batas plafon pinjaman, masa tenor, suku bunga, hingga biaya-biaya yang harus Anda bayar di depan (biaya akad).
Fase 3: Eksekusi Akad Kredit dan Pencairan Dana
Jika Anda menyetujui poin-poin dalam SP3K, proses akan berlanjut ke meja notaris. Penandatanganan Akad Kredit merupakan momen legalitas paling formal dalam transaksi properti. Pada tahap ini, biasanya dilakukan pembacaan akta perjanjian kredit antara debitur dan bank, serta pembuatan Akta Jual Beli (AJB) antara pembeli dan penjual.
Kehadiran notaris di sini bertujuan untuk memastikan semua proses hukum berjalan sesuai aturan perundang-undangan. Segera setelah tanda tangan akad selesai dan biaya-biaya administrasi dilunasi, bank akan memproses pencairan dana. Uang pinjaman tersebut akan langsung ditransfer oleh bank ke rekening penjual atau pengembang sebagai pelunasan rumah.
4. Serah Terima dan Pengurusan Sertifikat
Tahap terakhir yang paling dinantikan adalah serah terima. Anda akan menerima salinan dokumen-dokumen penting, jadwal cicilan tetap setiap bulan, dan tentu saja kunci rumah idaman.
Namun, ingatlah bahwa dokumen asli seperti sertifikat rumah dan IMB/PBG akan disimpan oleh bank sebagai jaminan atau agunan hingga KPR Anda lunas.
Notaris akan bertanggung jawab mengurus proses balik nama sertifikat kepemilikan menjadi atas nama Anda. Setelah proses balik nama selesai, sertifikat tersebut akan diserahkan ke bank untuk disimpan di dalam brankas penyimpanan dokumen berharga.
Anda baru akan menerima sertifikat asli tersebut setelah seluruh kewajiban cicilan selesai atau lunas di kemudian hari.
Kontributor : Rizqi Amalia