Beri Jawaban Kontradiktif, Gonzales Dinilai Menipu Madura United

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 01 Juni 2018 | 02:30 WIB
Beri Jawaban Kontradiktif, Gonzales Dinilai Menipu Madura United
Striker naturalisasi Indonesia, Cristiano Gonzales bersama istrinya Eva Nurida Siregar didampingi kuasa hukumnya, Sunan Kalijaga dan Khairul Imam, melaporkan Manajer MU Haruna Soemitro atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik ke Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat, Jumat (27/4/2018). [Suara.com/Welly Hidayat]

Suara.com - Kuasa Hukum Madura United FC Kurniadi menilai jawaban Cristian Gonzales atas somasi yang disampaikan manajemen klub sepak bola itu dalam kasus pindahnya pemain tersebut ke PSS Sleman, merupakan "tipu-tipu".

"Tipu-tipu yang dimaksud kami, karena jawaban yang disampaikan kontradiktif dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya," ujar Kurniadi.

Dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada Antara di Pamekasan, Kamis (31/5/2018) malam, Kurniadi menjelaskan, Gonzales melalui kuasa Hukumnya beberapa waktu lalu menyampaikan jawaban atas surat somasi yang disampaikan manajemen Madura United sebelumnya.

Gonzales dalam jawabannya mengakui bahwa yang bersangkutan tidak ikut latihan pada tanggal 14 April 2018 oleh karena ia hadir di acara peluncuran PSS Sleman sebagai bintang tamu.

Pengakuan ini, seolah menunjukkan bahwa Gonzales merupakan pemain bintang yang penting di mana kehadirannya dibutuhkan oleh manajemen dan para pemain PSS Sleman, padahal disatu sisi Madura United sedang latihan keras untuk mempersiapkan kompetisi Liga 1 Indonesia 2018.

"Lagi pula tidak masuk akal kalau kehadirannya pada 'launching' tersebut hanya sebagai tamu. Oleh karena itu, apabila dihubungkan dengan pilihan sikapnya, yakni dua hari kemudian yaitu pada tanggal 15 April 2018 yang bersangkutan menjadi anggota PSS Sleman, maka, perbuatan Gonzales tidak dapat diartikan lain, kecuali telah membangun komunikasi bisnis dengan PSS Sleman, sehubungan dengan profesionalitasnya sebagai pemain sepak bola profesional," kata Kurniadi.

Dengan demikian, sambung pria asal Sumenep ini, sikap Gonzales tersebut bertentangan dengan etika atlet sepak bola yang berlaku selama ini, dan secara khusus telah melanggar perjanjian kontrak.

Pemain Madura United (MU) Cristian Gonzales (tengah) berusaha melewati pesepak bola Hougang United Singapura Adam Metter (kiri) dan Faiz S. dalam laga uji coba internasional di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (4/3). [ANTARA]

Selanjutnya, menurut Kurniadi, yang paling melukai Madura United dan keluarga besar Madura adalah pada peristiwa 11 April 2018. Kala itu, Gonzales telah diminta menanggapi sikapnya oleh pihak manajemen mengenai dua hal, yakni apakah yang bersangkutan mau mengundurkan diri, ataukah pelatih yang akan diberhentikan, karena yang bersangkutan beralasan tidak suka pada pelatih.

Baca Juga: Persib Bandung Dipaksa Menyerah 10 Pemain Bhayangkara FC di GBLA

Namun, dalam kesempatan itu, Gonzales tidak memilih salah satu dari kedua opsi dan menyatakan tetap memilih menjadi pemain Madura United, serta sanggup untuk aktif di klub sepak bola berjuluk Laskar Sape Kerrap itu.

"Tapi, kenyataannya beda. Pada malam harinya ia berjanji, dan pada pagi harinya sudah khianati, di mana keesokan harinya yakni pada tanggal 12 April 2018 Gonzales tidak mengikuti latihan, bahkan berturut-turut hingga tanggal 14 April 2018," katanya.

Belakangan, yakni pada tanggal 14 April 2018, Gonzales berada di acara peluncuran klub sepak bola PSS Sleman, dengan dalih sebagai bintang tamu.

"Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat tidak benar dan tidak masuk akal apa yang dinyatakan Gonzales bahwa pihaknya tidak mengetahui kalau ada latihan, sebagaimana dinyatakan dalam surat jawabnya tertanggal 18 Mei 2018 kemarin itu," ujar Kurniadi, menjelaskan.

Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya masih memberi kesempatan kepada Gonzales untuk memenuhi tuntutan Madura United dengan suka rela.

"Kami tunggu hingga 3 hari depan," kata Kurniadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI