Penyakit Kronis Manchester United dan Uneg-uneg Ralf Rangnick

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 05 April 2022 | 16:47 WIB
Penyakit Kronis Manchester United dan Uneg-uneg Ralf Rangnick
Gestur pelatih interim Manchester United, Ralf Rangnick usai timnya membobol gawang Brighton pada laga Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Rabu (16//2/2022) dini hari WIB. [Paul Ellis / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Trofi yang diraih pun banyak, ketimbang MU yang tak pernah menjuarai lagi liga. Liverpool sekali juara liga dan sekali Liga Champions, sedangkan Man City empat kali juara liga.

Tetapi pelatih yang itu-itu saja bisa juga bukan jaminan karena sejumlah klub besar Eropa malah membangun kesuksesan di atas suksesi yang lebih kerap dalam jabatan manajer tim.

Pemain depan Manchester United asal Swedia Anthony Elanga (tengah) merayakan golnya dengan rekannya pada pertandingan sepak bola Liga Champions UEFA antara Atletico de Madrid dan Manchester United di stadion Wanda Metropolitano di Madrid pada 23 Februari 2022.OSCAR DEL POZO / AFP
Pemain depan Manchester United asal Swedia Anthony Elanga (tengah) merayakan golnya dengan rekannya pada pertandingan sepak bola Liga Champions UEFA antara Atletico de Madrid dan Manchester United di stadion Wanda Metropolitano di Madrid pada 23 Februari 2022.OSCAR DEL POZO / AFP

Real Madrid, Barcelona, Bayern Munich dan Chelsea adalah contohnya. Sewaktu Sir Alex mengisi tahta Old Trafford selama 27 tahun, Madrid sudah 22 kali gonta ganti pelatih, Barcelona 15 kali, Bayern 13 kali, dan Chelsea 16 kali.

Prestasinya pun menyaingi dan bahkan melebihi 27 tahun Sir Alex memimpin United. Madrid misalnya, selama era Sir Alex di MU sudah merebut 12 gelar liga dan 4 Liga Champions, sedangkan Barcelona 12 liga dan 4 Liga Champions. Chelsea lima gelar liga dan 1 gelar Liga Champions.

Pun dalam 9 tahun ketika MU dilatih lima manajer (belum termasuk dua caretaker), Madrid, Barcelona dan Chelsea sudah 7 kali ganti pelatih, sedangkan Bayern enam kali.

Tetap saja, dominasi Bayern, Madrid dan Barcelona tak tergoyahkan. Mereka berkali-kali menjuarai liga dan sesekali Liga Champions ketika MU hanya bisa sekali juara Liga Europa saat dilatih Mourinho dan sekali Piala FA saat ditukangi Louis van Gaal.

Oleh karena itu, lama tidaknya seseorang menjadi pelatih belum tentu menjadi jaminan adanya konsistensi dalam tim. Namun jika melihat Man City dan Liverpool saat ini serta MU saat dilatih Sir Alex, maka pelatih yang bisa lama melatih Setan Merah mungkin lebih baik.

Tapi MU harus realistis untuk tak berharap banyak kepada Rangnick yang hanya diberi mandat separuh musim. Kalaupun Rangnick gagal, maka itu lebih merupakan kegagalan manajemen dan pemilik MU.

Apakah delapan pertandingan tersisa musim ini bisa mengantarkan MU ke empat besar? Sulit sekali menjawabnya karena jawaban itu membutuhkan hasil pertandingan yang didapat dari cara bermain dan bersikap yang baru dari pemain-pemain MU.

Baca Juga: Rooney Sarankan Paul Pogba dan Cristiano Ronaldo Angkat Kaki dari Manchester United

[Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI