![Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster turun dari bus. [Foto: Liga Indonesia Baru]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/01/24016-paul-munster.jpg)
3. Paul Munster
Selain itu, ada pula mantan pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, yang pernah memberikan kritik untuk Shin Tae-yong.
Ketika itu, Paul Munster sempat mempertanyakan keputusan pelatih asal Korea Selatan tersebut yang memanggil dua pemainnya, Evan Dimas dan Adam Alis, untuk menghadapi play-off Kualifikasi Piala Asia 2023.
Padahal, menurut Paul, dua anak asuhnya tersebut bukanlah pemain reguler yang mengisi daftar 11 pemain utama Bhayangkara FC setelah keduanya sempat diterpa cedera.
Bahkan, Evan dan Ilham saat itu juga mendapatkan menit bermain yang sangat minim di bawah komandonya. Menurut Paul, keputusan Shin memanggil dua pemain itu terasa ganjil.

Salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro, juga menjadi pihak yang pernah melontarkan kritik keras kepada Shin Tae-yong.
Hal ini terutama karena Haruna merasa kesal dengan frasa ‘percaya proses’ yang kerap digunakan untuk mendukung Shin Tae-yong.
Menurut Haruna, hal yang terpenting dalam sepak bola adalah hasil, bukan proses. Hal itu sempat diutarakan Haruna ketika Shin Tae-yong hanya bisa membawa timnas Indonesia finis sebagai runner-up Piala AFF 2020.
“Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apa pun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara. Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi,” katanya.

5. Indra Sjafri
Selain itu, orang di lingkaran PSSI lainnya yang juga pernah mengkritik hingga terlibat konflik dengan Shin Tae-yong ialah Indra Sjafri.
Eks-juru taktik timnas U-19 dan U-23 yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI itu pernah terdepak dari staf pelatih yang dikomandoi Shin Tae-yong karena pergi tanpa pamit dari pemusatan latihan.
Semenjak saat itu, hubungan antara Shin Tae-yong dengan Indra Sjafri sempat renggang. Bahkan, kedua pihak sempat berbalas kritik pedas di media.
Salah satunya, Indra menyebut bahwa pelatih asal Korea Selatan itu banyak melontarkan alasan karena tak mampu memenuhi target PSSI.