Tom juga mengaku sempat menyadari keberadaan Willie sebagai salah satu item yang dipamerkan di FIFA Museum, selaku maskot Piala Dunia 1966 yang merupakan kali pertama Piala Dunia memiliki maskot resmi.
"Saya cukup ingat dengan Willie, maskot pertama Piala Dunia ketika kami (Inggris) menjadi tuan rumah. Sekarang maskot juga sudah bermacam-macam dan tiap tuan rumah seperti dituntut untuk menjadi semakin kreatif saat menciptakan maskot," ujar Tom.
Sementara itu pengunjung lainnya, Xiao Hu asal China, mengaku betah berlama-lama di dalam FIFA Museum pasalnya kesempatan untuk menyambangi fasilitas semacam itu tidak mudah datang begitu saja.
"Sejujurnya saya tidak banyak memperhatikan informasi dari hal-hal yang dipamerkan, tapi yang jelas ini museum yang tidak setiap saat bisa didatangi jadi saya berlama-lama di sini, menikmati atmosfernya. Dikelilingi barang-barang memorabilia dan katanya bersejarah punya sensasi tersendiri," ujarnya.
Selain sejarah dan catatan Piala Dunia dari edisi ke edisi, di FIFA Museum juga ditampilkan jersey 32 negara yang berlaga di Qatar disertai layar interaktif mengenai rekam jejak masing-masing tim.
Di tengah-tengah area dipamerkan pula replika trofi Jules Rimet, yang dihadiahkan untuk pemenang Piala Dunia hingga edisi 1970 disertai papan informasi yang mengisahkan pencurian trofi itu pada 1966 dan 1983.
FIFA Museum di area FIFA Fan Festival Piala Dunia 2022 masih bisa didatangi oleh para pengunjung hingga turnamen berakhir pada 18 Desember nanti. (Antara)