Apalagi posisi bek sayap menuntut stamina, kecepatan, dan keputusan cepat, yang sangat diasah melalui pertandingan kompetitif di level tinggi.
2. Menghambat Perkembangan Karier Shayne

Di usia 26 tahun, Shayne Pattynama berada pada fase emas dalam kariernya.
Ini adalah periode krusial bagi pemain profesional untuk mengamankan kontrak jangka panjang di klub-klub besar dan membangun reputasi yang solid di panggung internasional.
Pindah ke Buriram United, meskipun klub besar di Asia Tenggara, bisa menghambat langkah Shayne untuk kembali dilirik klub-klub Eropa di masa mendatang.
Pasalnya, banyak klub Eropa yang cenderung lebih selektif terhadap pemain dari liga-liga Asia, terutama yang bukan berasal dari Jepang atau Korea Selatan.
Jika dalam beberapa musim ke depan performa Shayne stagnan karena minim tantangan kompetitif, maka peluangnya untuk kembali ke Eropa bisa menipis.
Hal ini tentu kontraproduktif dengan ambisinya yang sejak awal ingin menjadikan karier di Eropa sebagai pijakan utama.
3. Dampak ke Timnas Indonesia
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Menjadi Raja Duel Port FC di Liga Thailand, Statistiknya Sangar!
Shayne Pattynama adalah salah satu pemain naturalisasi yang diharapkan bisa mendongkrak performa Timnas Indonesia, khususnya di sektor bek kiri yang kerap menjadi titik lemah.