Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir buka suara kenapa sampai dengan saat ini masih belum ada posisi asisten pelatih lokal di Timnas Indonesia dan juga direktur teknik (dirtek) PSSI.
Erick Thohir mengaku kedua posisi tersebut masih dicari dan dipilih yang terbaik enggan terburu-buru.
"Ya masih seleksi (asisten pelatih lokal), sama kalau ditanya Direktur Teknik masih nyari, saya nggak mau bohong," kata Erick Thohir saat ditemui di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025).
"Ngapain juga kita buru-buru ternyata salah pilih orang," sambung mantan presiden Inter Milan tersebut.
![Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat memantau sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/21118-latihan-timnas-indonesia-erick-thohir.jpg)
Lebih lanjut, Erick Thohir mengatakan Transformasi Sepak Bola Indonesia terus berjalan terutama di level Timnas Indonesia.
Selain para pelatih di berbagai kelompok usia, ada beberapa jabatan juga telah diisi seperti kepala pemandu bakat oleh Simon Tahamata dan technical advisor Jordi Cruyff
"Kita sudah mulai bangun, sekarang kepelatihan senior sudah ada, U-23 sudah ada, U-20 nanti diumumkan, U-17 sudah ada," ia menjelaskan.
"Scouting system tadi juga sudah mulai, ada Om Simon (Tahamata), ditambah lagi ada technical advisor, technical directornya yang kita perlu (cari), dan ini yang kita coba sinergikan ke depan," tambahnya.
Sebelumnya, ada kabar pelatih lokal akan mengisi dua slot di staff kepelatihan.
Baca Juga: Wajib Menang! Timnas Indonesia Genjot Latihan Jelang Duel Krusial Lawan China
Dua posisi yang akan direkrut oleh Patrick Kluivert adalah asisten pelatih dan pelatih fisik Timnas Indonesia.
Bahkan, sejumlah nama sudah melakukan seleksi, tetapi sampai dengan saat ini masih belum diumumkan.
Beberapa nama yang sudah diketahui adalah Zulkifli Syukur dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Adapun Patrick Kluivert sedang mempersiapkan timnas Indonesia untuk ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Juni mendatang.
Skuad Garuda akan menghadapi China dan Jepang dalam laga lanjutan Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Di laga pertama Timnas Indonesia terlebih dahulu akan menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (Stadion GBK), Senayan, Jakarta pada 5 Juni.
Kemudian pada 10 Juni alias lima hari berikutnya, skuad Garuda akan melakoni laga tandang menghadapi Jepang.
Timnas Indonesia saat ini masih tengah berjuang minimal lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Laga melawan China wajib dimenangkan, sambil berharap di partai lain Arab Saudi mampu mengalahkan Bahrain, dengan begitu posisi empat besar sudah bisa dipastikan.
Timnas Indonesia juga masih bisa lolos langsung ke Piala Dunia 2026 dari posisi runner up Grup C dengan catatan mengalahkan China serta Jepang, namun di laga lain Australia serta Arab Saudi kalah dari lawan-lawannya.
Meski peluang tersebut terbilang berat, fokus utama saat ini tetap tertuju pada pertandingan pertama melawan China.
Laga ini dipandang sebagai kunci untuk menjaga peluang ke babak selanjutnya tetap terbuka.
Kemenangan di kandang akan menjadi modal penting sebelum menghadapi tantangan besar melawan Jepang di laga penutup.
Tim pelatih saat ini terus memaksimalkan persiapan tim dengan menekankan pada kekuatan kolektif, kedisiplinan taktik, serta peningkatan daya tahan fisik pemain.
Sesi latihan intensif selama pemusatan latihan di Bali telah menjadi bekal berharga untuk membentuk kerja sama antarpemain yang lebih solid dan pemahaman terhadap strategi permainan yang diterapkan.
China sebagai lawan pertama dianggap bukan tim yang bisa diremehkan.
![Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/61761-latihan-timnas-indonesia-simon-tahamata.jpg)
Mereka memiliki kekuatan fisik dan kecepatan dalam transisi serangan.
Namun, Timnas Indonesia diyakini memiliki keunggulan dalam hal semangat juang, organisasi permainan, dan dukungan penuh dari publik tuan rumah.
Pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno diprediksi akan berlangsung dengan intensitas tinggi, di mana konsentrasi dan efektivitas penyelesaian peluang akan menjadi penentu.