Suara.com - Praya, ibu kota Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, kini semakin dikenal luas berkat sosok Emil Audero, kiper Timnas Indonesia yang bermain di Serie A Italia.
Kota kecil ini bukan hanya tempat lahir ayah Emil, tetapi juga menjadi tempat berkumpul keluarganya saat sang penjaga gawang pulang kampung.
Terletak di antara koordinat 115°46'–119°05' BT dan 08°10'–09°05' LS, Praya merupakan pusat aktivitas pemerintahan, ekonomi, hingga budaya di wilayah Lombok Tengah.
Dengan populasi mencapai 131.929 jiwa per pertengahan 2023, Praya terbagi ke dalam 9 kelurahan dan 6 desa, membentuk jaringan sosial yang erat di antara warganya.
Dari sisi ekonomi, Pasar Induk Renteng menjadi denyut nadi utama, didukung oleh sektor perdagangan yang berkembang pesat seperti perbankan, toko modern, hingga supermarket.

Tak hanya itu, fasilitas publik seperti Lapangan Bundar dan Lapangan Umum Muhajirin memperkuat identitas Praya sebagai kota dengan gaya hidup aktif.
Total luas fasilitas olahraganya mencapai sekitar 20 hektar, mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap kegiatan fisik dan kesehatan.
Secara geografis, Praya berada dalam zona iklim tropis kering (tipe D dan E), dengan curah hujan tahunan antara 1.000 hingga 1.750 mm.
Musim hujan biasanya terjadi dari Mei hingga Oktober, mendukung pertumbuhan sektor pertanian, sedangkan musim kemarau berlangsung pada November hingga April.
Baca Juga: Cedera Kevin Diks Jadi Sorotan di Jerman, Timnas Indonesia Dibawa-bawa
Meskipun belum memiliki klub profesional di kancah nasional, semangat sepak bola tetap hidup lewat klub lokal seperti Denong Persiwak FC.
Kehadiran lapangan-lapangan umum sebagai tempat berlatih dan bermain menjadi wadah pembinaan bagi generasi muda, sekaligus memperkuat kultur olahraga di wilayah ini.
Nama Praya semakin bersinar setelah Emil Audero resmi membela Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Setelah tampil dalam dua laga penting bersama skuad Garuda, Emil pulang kampung ke Lombok, sebuah tradisi yang biasa ia lakukan saat jeda kompetisi.
Namun kali ini terasa istimewa karena ia datang dengan status sebagai pahlawan nasional, ditemani istri dan anaknya.
Tak hanya keluarga inti, ibunda Emil serta keluarga dari kakak perempuannya turut berkumpul di Praya.