“Saya lebih suka Lombok ketimbang Bali karena lebih tenang, terus juga bisa bertemu dengan keluarga. Mungkin nanti saya pindah ke Lombok setelah pensiun nanti,” ujarnya dalam sebuah kesempatan, menunjukkan kedekatannya dengan akar budaya Lombok.
Selain momen hangat bersama keluarga, Emil juga memanfaatkan waktu di Lombok untuk berinvestasi.
Ia baru saja membuka usaha spa bernama Ombak Wellness Spa di kawasan Kuta, Lombok, menunjukkan kecintaannya pada tanah kelahiran ayahnya.
Dengan status kewarganegaraan Indonesia dan kepemilikan KTP, Emil kini lebih leluasa mengembangkan bisnis di dalam negeri.
Lombok, yang terkenal dengan keindahan alam dan budaya, menjadi tempat yang ideal sebagai alternatif wisata selain Bali.
Menariknya, Lombok juga menjadi destinasi pilihan bagi Kevin Diks, rekan Emil di Timnas Indonesia.
Kevin yang juga berdarah Belanda-Indonesia ini datang bersama keluarga, sekaligus mengunjungi kerabat istrinya yang memiliki usaha kuliner bernama The Well Lombok.
Restoran ini menyajikan berbagai hidangan vegan dan menjadi salah satu daya tarik kuliner di tengah pesona alam pulau tersebut.
Kiprah Emil yang mendunia seolah menjadi pengingat bahwa talenta besar bisa lahir dari tempat sederhana seperti Praya.
Baca Juga: Cedera Kevin Diks Jadi Sorotan di Jerman, Timnas Indonesia Dibawa-bawa
Kota kecil ini membuktikan bahwa dengan tekad, mimpi besar bisa diwujudkan. Anak-anak muda Praya pun kini memiliki panutan dan inspirasi nyata yang lahir dari lingkungan mereka sendiri.
Dengan perkembangan yang konsisten di berbagai sektor dan dukungan terhadap budaya olahraga, Praya terus tumbuh sebagai kota yang menjanjikan.
Tak hanya menjadi pusat ekonomi dan sosial di Lombok Tengah, Praya juga telah menorehkan namanya dalam peta sepak bola nasional—berkat Emil Audero, sang putra daerah yang tak pernah lupa akar budayanya.
Kontributor : Imadudin Robani Adam