Suara.com - Drama bursa transfer Rafael Struick ke Persija Jakarta akhirnya menemui titik terang. Gagalnya proses negosiasi antara pemain Timnas Indonesia dan klub ibu kota itu bukan karena masalah gaji, melainkan karena adanya satu permintaan khusus yang tidak bisa dipenuhi pihak manajemen Persija.
Struick, yang sebelumnya bermain di Australia bersama Brisbane Roar, dikabarkan telah melakukan pertemuan dengan manajemen Persija.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak bahkan telah menyepakati angka gaji. Namun, negosiasi berujung buntu akibat satu klausul tambahan yang diajukan pihak pemain.

Menurut informasi yang beredar dari kalangan dekat klub, Struick meminta agar ia difasilitasi tiket perjalanan pulang-pergi ke Belanda sebanyak empat kali dalam satu musim kompetisi.
Permintaan tersebut dianggap memberatkan karena akan menambah beban biaya operasional klub, apalagi jika penerbangan dilakukan dengan kelas bisnis seperti yang diisyaratkan.
"Dua pemain diaspora kabarnya merapat ke Macan Kemayoran. Informasi dari ring 1, Jordi Amat 95 persen akan gabung Persija. Tinggal detail kecil, dan menunggu pengumuman resmi di konferensi pers,” kata Bung Harpa dilansir dari channel YouTube-nya.
"Kedua adalah Rafael Struick. Ia serius dengan Persija Jakarta dan ini info A1. Namun, menurut informasi yang saya dapat dari internal, ada klausul tambahan yang akhirnya membuat proses ini agak delay, sehingga prosesnya sempat tertunda."
Persija Jakarta, meski dikenal sebagai salah satu tim papan atas Liga 1 Indonesia dengan basis pendukung besar dan finansial relatif stabil, rupanya tak siap untuk mengakomodasi permintaan tersebut.

Alhasil, pembicaraan yang semula menjanjikan itu pun harus dihentikan sebelum mencapai tahap finalisasi kontrak.
Baca Juga: Ole Romeny Pamit: Saya Harus Mengundurkan Diri
Kegagalan itu tentu mengejutkan, mengingat Struick sebelumnya disebut-sebut serius ingin bermain untuk Persija.
Bahkan, hubungan baik antara Persija dan Brisbane Roar sempat menjadi sinyal kuat bahwa transfer tersebut hanya tinggal menunggu pengumuman resmi. Namun, negosiasi berbelok arah saat pihak Struick menyampaikan klausul tambahan itu.
“Ada perjanjian yang mana Rafael Struick mendapatkan fasilitas empat kali bolak-balik ke Belanda selama satu musim. Tentu ini akan memakan biaya, apalagi kalau menggunakan kelas bisnis,” jelas Bung Harpa.

Situasi ini kemudian membuka peluang bagi klub lain untuk masuk dan mengajukan tawaran yang lebih sesuai dengan keinginan sang pemain.
Dewa United menjadi tim yang dikabarkan langsung bergerak cepat dan menanggapi kebutuhan Struick dengan pendekatan yang lebih fleksibel.
Berlokasi di Tangerang, Dewa United memang tengah membangun kekuatan dengan pendekatan agresif di bursa transfer.