Komitmen tersebut menandakan bahwa Timnas Indonesia U-23 akan tampil serius meski tanpa skuad terbaiknya.
Pertandingan pertama Timnas Indonesia U-23 akan melawan Brunei Darussalam pada 15 Juli 2025 di SUGBK, Jakarta. Laga ini menjadi ajang pembuktian awal dari skuad muda Garuda.
Tiga hari berselang, mereka akan menghadapi Filipina sebelum duel penuh gengsi melawan Malaysia pada 21 Juli. Persaingan di Grup A cukup ketat, apalagi hanya juara grup dan satu runner-up terbaik yang bisa lolos ke semifinal.
Malaysia diyakini akan menjadi pesaing terberat Timnas U-23 di fase grup, namun Filipina dan Brunei tetap tidak bisa dianggap remeh. Kesiapan mental dan fisik akan menjadi penentu keberhasilan dalam Piala AFF U-23 2025 kali ini.
Mengingat jadwal yang padat dan tekanan dari suporter, para pemain muda harus mampu menjaga performa konsisten sepanjang turnamen.
Turnamen ini juga menjadi ajang pemanasan sebelum menghadapi Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada September mendatang.
Vanenburg menilai ajang AFF U-23 cukup strategis untuk mengasah kemampuan pemain-pemain muda di level kompetitif. Timnas Indonesia U-23 diharapkan dapat menemukan chemistry yang kuat sebelum masuk ke level yang lebih tinggi.
Absennya pemain seperti Ivar Jenner, Ramadhan Sananta, serta Rafael dan Marselino bukan tanpa alasan. Mereka disiapkan untuk agenda timnas senior yang juga berlangsung dalam periode yang berdekatan.
Hal ini menunjukkan fokus ganda PSSI dalam mengembangkan tim di semua level usia tanpa mengorbankan kualitas.
Baca Juga: Gerald Vanenburg Buta Peta Kekuatan Brunei di Piala AFF U-23 2025: Mudah-mudahan
Piala AFF U-23 2025 mungkin tak menjadi prioritas utama PSSI, namun tetap dijadikan sebagai ajang evaluasi kualitas pembinaan pemain usia muda di Indonesia.
Sukses atau tidaknya tim di turnamen ini akan menjadi catatan penting menuju Kualifikasi Piala Asia dan kemungkinan menuju Olimpiade. Timnas Indonesia U-23 jelas punya beban moral untuk tampil maksimal di hadapan publik sendiri.
Prestasi terakhir Timnas U-23 di turnamen ini adalah saat menjuarai edisi 2019 di Kamboja. Di bawah pelatih Indra Sjafri, Garuda Muda sukses mengalahkan Thailand 2-1 di final. Sejak saat itu, harapan publik selalu tinggi setiap kali skuad muda Indonesia tampil di ajang regional.
Kini, tantangan ada di pundak Gerald Vanenburg dan skuadnya.
Meski tanpa beberapa nama besar, Piala AFF U-23 2025 tetap harus dijalani dengan penuh semangat. Apalagi dukungan publik di SUGBK akan sangat besar, terlebih menghadapi rival seperti Malaysia. Harapan masyarakat jelas: tampil bagus dan jangan mengecewakan.
Dengan fokus yang matang dan strategi yang realistis, peluang untuk tampil apik tetap terbuka. Vanenburg dan staf pelatihnya menyadari bahwa regenerasi pemain adalah hal mutlak yang harus terus dijalankan. Apalagi dengan target besar seperti Piala Asia dan Olimpiade di depan mata.