Sayangnya, ia tak pernah menembus tim utama dan akhirnya mencoba peruntungan di Jepang bersama Cerezo Osaka.
Di sana pun ia hanya tampil delapan kali, sebagian besar sebagai pemain pengganti.
Kesempatan besar datang ketika ia memilih membela Timnas Indonesia. Sejak itu, hidupnya berubah 180 derajat.
Ia mendapat banyak tawaran kerja sama dari brand besar, hingga meluncurkan parfum pribadinya. Namun, status selebritas juga punya sisi gelap.
“Syuting, followers, dan event itu sisi baiknya. Tapi saya juga sering dapat hate dan ancaman. Bahkan death threats. Saya berusaha mengabaikan hal buruk dan fokus ke komentar positif,” ungkapnya.
Target di Eropa
Meski menjadi ikon di Asia, Hubner menegaskan bahwa ia masih punya misi besar di Eropa.
“Di Eropa, saya belum punya status seperti di Asia. Saya masih harus membuktikan diri di Belanda. Saya ingin bermain sebanyak mungkin. Sudah terlalu lama saya stagnan. Ini yang paling saya cintai,” tegasnya.
Dengan modal pengalaman internasional dan performa solid di laga kontra Dean James, Justin Hubner kini siap menulis babak baru dalam kariernya — baik sebagai bek tangguh di lapangan maupun sebagai salah satu pesepakbola paling populer di Asia.
Baca Juga: Statistik Memukau Justin Hubner Usai Debut Bareng Fortuna Sittard