Suara.com - Surya Sahetapy menjadi anak terakhir Ray Sahetapy yang datang ke Rumah Duka Sentosa, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (3/4/2025).
Surya datang terakhir karena selama ini tinggal di Amerika Serikat.
Surya Sahetapy sempat berjanji akan bicara kepada awak media di rumah duka pada Jumat (4/4/2025) sebelum pemakaman dilangsungkan di TPU Tanah Kusir. Namun rencana tersebut berubah.
Usai pemakaman, Surya Sahetapy bercerita mengenai kabar yang diterima saat berada di Amerika Serikat.
Sambil dibantu penerjemah, lelaki yang merupakan tunarungu tersebut memberikan penjelasan.
Surya Sahetapy menerangkan kalau ia mendapat kabar bahwa ayahnya, Ray Sahetapy dalam kondisi kritis.
Ia diambang bimbang apakah pulang ke Indonesia atau tetap pergi ke kampus di hari itu.
"Tanggal 1 April pagi, berarti di Indonesia malam, Jam 9.33 Dapet WhatsApp dari Om Nody yang mengatakan Ayah kritis," kata Surya Sahetapy di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Jumat (4/4/2025).
Dalam keadaan bimbang tersebut, Surya Sahetapy memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Baca Juga: Hujan Iringi Pemakaman Ray Sahetapy, Tangis Anak-anak Pecah
"Sempat bingung mau lanjut kerja ke kampus atau gimana. Kemudian akhirnya bilang ke dosen karena ada situasi emergency," ujar Surya Sahetapy.
Tapi tak lama setelahnya, Surya Sahetapy mendapat kabar ayahnya telah meninggal dunia. Di situ, lelaki 31 tahun tersebut tertunduk lemas.
"Kak Merdi nge-WhatsApp bilang ayah sudah meninggal. Jadi merasa hidupnya berubah, merasa lemas gitu ya dan (antara) percaya (dan) nggak," kata Surya Sahetapy.
Tangis Surya Sahetapy pecah bahkan setiap 20 hingga 30 menit sekali. Ia merasa kehilangan sosok yang dikagumi.
"(setiap) 30 menit, 20 menit sekali nangis," ujar Surya.
Walaupun Surya Sahetapy tahu, ayahnya sudah sakit beberapa tahun terakhir. Tapi tetap saja, kehilangan menjadi sesuatu yang tak siap untuk dia hadapi.