Denny Cagur Kritik Dedi Mulyadi: Jangan Jadikan Barak Militer Satu-satunya Solusi

Yazir F Suara.Com
Senin, 02 Juni 2025 | 13:47 WIB
Denny Cagur Kritik Dedi Mulyadi: Jangan Jadikan Barak Militer Satu-satunya Solusi
Denny Cagur kritik Dedi Mulyadi terkait kebijakan barak militer untuk anak nakal (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait pendidikan di barak militer untuk siswa-siswa nakal memantik pro dan kontra.

Setelah Verrell Bramasta, kritik juga datang dari artis lain yang juga kini menjabat anggota DPR. Ia adalah Denny Cagur dari Fraksi PDIP.

Menurut Denny Cagur, persoalan yang terjadi pada anak-anak sekolah cukup beragam. Karena itu, solusi dari masing-masing anak juga berbeda.

"Siswa itu kan permasalahannya beda-beda. Belum tentu berhubungan dengan kedisiplinan," kata Denny Cagur dalam video yang beredar di media sosial.

Solusi yang diterapkan, Denny Cagur melanjutkan, tentu juga harus berbeda. Sehingga kata dia, barak militer bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah.

Denny Cagur (Instagram)
Denny Cagur kritik Dedi Mulyadi terkait kebijakan barak militer untuk anak nakal (Instagram)

"Jadi dalam permasalahan yang berbeda-beda, dicari jalan keluar masing-masing. Jangan jadikan barak militer jadi satu-satunya solusi," ujar Denny Cagur yang juga dikenal sebagai pelawak ini.

Denny mengatakan, untuk masalah disiplin, barak militer mungkin tepat untuk diterapkan. Tapi, lanjut dia, tidak untuk persoalan nilai akademis.

Denny Cagur juga mengkritisi lamanya waktu pendidikan di barak militer. Ia khawatir siswa yang dimasukkan ke sana akan ketinggalan mata pelajaran di sekolah.

"Jadi menurut saya perlu ada pembahasan lebih lanjut apakah (barak militer) tepat atau tidak," kata Denny Cagur.

Baca Juga: Terbukti! Viral Video Dedi Mulyadi Peringatkan Tambang Batu 3 Tahun Lalu, Kini Longsor Telan Korban

Tuai pro dan kontra

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluncurkan program pendidikan karakter yang kontroversial dari pengamat hingga mantan Komisi Perlindungan Anak dengan mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer untuk pembinaan.

Program ini bertujuan untuk memperkuat karakter dan disiplin siswa melalui pelatihan semi-militer yang melibatkan TNI dan Polri di wilayah Jabar.

Dedi Mulyadi. [Ist]
Dedi Mulyadi dikritik Denny Cagur terkait kebijakan barak militer untuk anak nakal. [Ist]

Meskipun mendapat dukungan dari beberapa pihak, seperti Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, program ini juga menuai kritik dari Komnas HAM dan pengamat pendidikan yang khawatir terhadap dampak psikologis dan potensi pelanggaran hak asasi manusia.

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa program ini dilakukan atas persetujuan orang tua siswa dan bertujuan untuk memberikan solusi nyata terhadap kenakalan remaja yang semakin mengkhawatirkan.

Mantan Bupati Purwakarta ini menyatakan bahwa pendekatan ini bukan bentuk pemaksaan, melainkan upaya pembinaan karakter bagi siswa yang sulit diatur.

Namun, pengamat pendidikan menilai bahwa pendekatan militeristik dapat memberikan stigma negatif bagi siswa dan memperparah kondisi psikologis mereka, serta menekankan pentingnya peran sekolah dan orang tua dalam mendidik anak-anak.

Program ini telah dilaksanakan di beberapa daerah, seperti Purwakarta dan Bandung, dengan melibatkan puluhan siswa yang mengikuti pendidikan karakter di barak militer.

Meskipun demikian, perdebatan mengenai efektivitas dan dampak jangka panjang dari program ini masih berlangsung di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan pendidikan.

Bahkan, pemangku kepentingan pendidikan dari berbagai daerah saat ini menyoroti terobosan Dedi Mulyadi tersebut.

Sebelum Denny Cagur, Verrell Bramasta lebih dulu mengkritik kebijakan Dedi Mulyadi. 

Artis 29 tahun itu meyakini bahwa kenakalan remaja tidak hanya disebabkan oleh faktor disiplin yang lemah, tetapi juga dampak dari masalah lain seperti tekanan sosial maupun emosional.

"Kita perlu tahu hal ini lebih mendalam dalam banyak kasus perilaku menyimpang bagi para anak-anak muda atau remaja ini bukan hanya semata-mata karena soal disiplin yang lemah," imbuhnya.

Verrell Bramasta menambahkan, "Tetapi bisa jadi juga ini adalah merupakan manifestasi dari dinamika keluarga, tekanan sosial, atau pun masalah emosional yang belum tertangani."

Pendekatan fisik seperti pendidikan di barak militer justru dinilai hanya akan melahirkan anak muda yang keras, bukan tangguh. Sebab, mereka tidak dididik secara psikologis dan spiritual.

"Bila kita hanya mengandalkan pendekatan fisik tanpa menyentuh dimensi psikologis dan spiritual, para remaja ini, saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak muda yang keras, bukan yang tangguh," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI