Diakui Atalarik, rumah tersebut memang sedang jadi obyek sengketa di pengadilan dengan Dede Tasno.
"Saya berjuang untuk mempertahankan tanah saya dari 2015," terang Atalarik Syach kala itu.
Namun berdasar klaim Atalarik, pengadilan belum menjatuhkan putusan terhadap sengketa lahan rumahnya di hari pelaksanaan eksekusi.
"Ini belum inkrah. Masih ada gugatan dan lagi dirapiin," beber Atalarik Syach.
Proses eksekusi lahan di kediaman Atalarik pun diklaim terjadi secara tiba-tiba, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
"Tidak ada pemberitaan ke saya. Dianggap kami ini binatang. Tidak ada surat untuk kami dan sekarang sudah dieksekusi," keluh Atalarik Syach.
Atalarik sendiri mengaku sudah mendaftarkan kepemilikan tanah tempat rumahnya berdiri sejak berpuluh tahun lalu.
"Tanah ini sudah dibeli dari tahun 2000," kata Atalarik Syach.
Beruntung bagi Atalarik, ada bantuan dari Attila Syach untuk menyelamatkan kediamannya dari ancaman eksekusi.
Baca Juga: Rumah Atalarik Syach Dibongkar Dikaitkan Karma, Paula Verhoeven Diminta Sabar Seperti Tsania Marwa
Attila membeli tanah tempat rumah Atalarik berdiri dari Dede Tasno dengan mahar Rp850 juta.
Uang muka sebesar Rp300 juta sudah Attila bayarkan ke pihak Dede, dengan sisanya akan dilunasi lewat sistem cicilan.
"Dia termin selama tiga bulan. Totalnya ya sekitar Rp850 juta itu," papar kuasa hukum Dede Tasno, Yuri Ramadhan dalam sebuah wawancara pada 16 Mei 2025.
Meski proses negosiasi sempat berlangsung alot, pihak Dede akhirnya bersedia menyepakati penjualan lahan tempat rumah Atalarik berdiri.
"Yang penting bisa cepet selesai," ucap Yuri Ramadhan.
Pihak Dede Tasno tinggal meminta BPN melakukan pengukuran ulang lahan yang bakal dieksekusi, agar tidak menyasar kediaman Atalarik Syach lagi.