Selain faktor media sosial, Dedi juga mengakui bahwa jalan Sherly menjadi gubernur adalah sesuatu yang tak biasa.
Ia menyebut bahwa kemenangan Sherly merupakan bagian dari keajaiban.
“Nah kalau Ibu Gubernur itu termasuk keajaiban, jadi gubernur mendadak karena faktor kecelakaan yang dialami suami,” ujar Dedi.
Dedi juga mengatakan bahwa kemenangan Sherly memiliki banyak tantangan, salah satunya soal isu agama di wilayah konflik.
“Masuk pad sub wilayah yang punya sejarah konflik agama. Sebagai perempuan, minoritas, menang di wilayah yang di situ terkenal keras, hebat,” puji Dedi.
Namun yang paling membuat Dedi kagum adalah cara Sherly meraih kemenangan. Ia menyinggung kekuatan senyuman Sherly yang menurutnya sangat berpengaruh.
“Dan menangnya dengan cara mudah, cukup senyum. Saya kan perhatiin,” ujar Dedi yang membuat Sherly tersipu.

Sherly juga mengenang momen saat ia menjalankan kampanye dari rumah sakit melalui video call.
Dalam beberapa kesempatan, ia hanya menyapa singkat lewat panggilan daring namun tetap mendapat respons positif dari masyarakat.
Baca Juga: Denny Cagur Ikut Kritik Pendidikan Barak Militer, Dedi Mulyadi: Jangan Sibuk Urusi Saya
“Saya video call, jadi wakil saya yang turun. Setiap hari saya mungkin ada tujuh sampai delapan kali video call,” kata Sherly.
“Saya juga masih di rumah sakit lah, jadi wakil video call saya cuma ‘hai’ aja, and then saya juga live di sosmed,” lanjutnya.
Pengakuan Sherly itu langsung dibandingkan oleh Dedi yang mengaku harus mengunjungi 2.500 desa saat kampanye.
“Hai’ aja menang. Saya menang keliling 2.500 desa di Jawa Barat,” ujarnya.
Sekilas tentang Sherly Tjoanda
Sherly Tjoanda merupakan wanita kelahiran Ambon pada 8 Agustus 1982 silam. Ia merupakan alumni Universitas Kristen Petra Surabaya jurusan International Business Management.