Komentar warganet di TikTok pun tak kalah menarik dengan lagu Konohan ini.
"Terima kasih telah menyuarakan isi hati kami," kata seorang warganet.
"Rakyat di negara kaya ini cuma pelengkap dan atas nama doang. Mau kerja atau pengangguran rakyatnya, penguasanya tidak perduli," ujar warganet lain.
"Lanjut Bang, suarakan kebenaran demi kebaikan dan perbaikan Negri ini," komentar warganet lain.
Wawan Teamlo dianggap cukup berani membawakan lagu yang bertema kritikan terhadap Pemerintah.

Sebelum Wawan Teamlo, band Sukatani juga sempat menarik perhatian dengan lagunya berjudul "Bayar Bayar Bayar".
Di lagu tersebut, band asal Purbalingga, Jawa Tengah ini terang-terangan mengkritik institusi Polri.
Saking lantangnya lagu tersebut mengkritik polisi, sampai-sampai band Sukatani mendapat intimidasi dan diminta untuk menyanyaikan lagu tersebut.
Meski belakangan Polri mengaku mempersilakan band Sukatani untuk tetap manggung serta membawakan lagu "Bayar Bayar Bayar" dan lagu-lagu kritikan lainnya.
Baca Juga: Buronan E-KTP Paulus Tannos Gigit Jari! Upaya Bebas di Singapura Ditolak Mentah-mentah!
Jauh sebelumya, Indonesia juga selama ini memiliki musikus yang dikenal rajin mengkritik pemerintah dalam lagu-lagunya. Mereka adalah Iwan Fals dan Slank.
![Grup band Slank. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/04/02/78817-grup-band-slank-instagram.jpg)
Iwan Fals dengan musik countrynya memang kerap menciptakan lagu yang memotret kondisi sosial dan politik di Tanah Air.
Simak saja lagu "Suara Buat Wakil Rakyat" yang mengkritik para anggota dewan untuk bekerja dan bersuara buat rakyat. Atau lagu "Rekening Gendut" yang praktik korpusi pada orang-orang yang memilii kekuasaan.
Slank juga dikenal sebagai salah satu band Indonesia yang kritis dan kerap menyampaikan kritik dalam beberapa lagunya.
Salah satunya lagu kritik Pemerintah yang terkenal dari Slank di antaranya "Hey Bung". Lagu ini menyindiri para pejabat yang seolah-olah jauh dari rakyatnya sendiri.
Namun sayangnya, lagu Slank berjudul "Polisi yang Baik Hati" malah seakan "mencoreng" band Geng Potlot itu sendiri dan dianggap sebagai band plat merah.