Suara.com - Perseteruan panas antara kreator konten kecantikan yang dikenal sebagai Doktif alias Samira Farahnaz dengan dokter kecantikan Richard Lee terus bergulir.
Perseteruan antara doktif dan dokter Richard Lee kini semakin memanas. Kini, mereka saling menyerang satu sama lain.
Konflik yang bermula dari unggahan-unggahan kritis Doktif terhadap produk milik dokter Richard Lee telah memasuki ranah hukum.
Laporan dugaan pencemaran nama baik yang diajukan Richard Lee ke pihak kepolisian akhirnya berujung pada penyitaan akun TikTok milik Samira oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
Langkah penyitaan tersebut dilakukan pada Kamis, 19 Juni 2025, sebagai bagian dari proses penyidikan.

Pihak kepolisian menilai akun TikTok tersebut menjadi salah satu medium yang digunakan untuk menyebarkan pernyataan yang diduga melanggar hukum.
Menanggapi langkah polisi itu, Doktif yang ditemani kuasa hukumnya mengaku cukup terkejut.
"Hari ini saya cukup kaget, karena tiba-tiba ada kabar akun TikTok saya akan disita. Ini semua berkaitan dengan laporan dari DRL (dr. Richard Lee)," ujar Samira kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan selama hampir tiga jam nbelum lama ini.
Menurutnya, laporan yang diajukan Richard Lee berkaitan dengan tiga hal utama, yaitu konten video soal suplemen White Tomato, pernyataannya mengenai produk sunscreen, serta tudingan terkait izin praktik sang dokter di salah satu klinik miliknya.
Baca Juga: Doktif Tak Gentar Review Produk Abal-Abal: Mati Satu, Tumbuh Seribu!
Namun Samira tidak tinggal diam. Ia justru melawan balik dengan menggelar konferensi pers guna mengklarifikasi sejumlah tuduhan.
Dalam jumpa pers melalui online itu, Doktif sekaligus membongkar apa yang ia sebut sebagai praktik tidak etis yang terjadi di balik layar bisnis Richard Lee.
Dalam konferensi pers itu, Doktif tak sendiri. Ia tampil bersama seorang pria bernama Afrizal, yang mengaku sebagai mantan karyawan Richard Lee.
Dalam pernyataannya yang mengejutkan, Afrizal membeberkan dugaan bahwa klinik milik Richard Lee pernah melakukan pengoplosan produk dengan bahan yang berpotensi membahayakan.

"Saya lihat sendiri bagaimana bahan-bahan itu dipesan lewat aplikasi oleh seorang staf berinisial T, tapi yang menyuruh jelas-jelas adalah dokter Richard sendiri," ungkap Afrizal.
Ia menyebut bahan-bahan tersebut kemudian diolah langsung oleh Richard Lee sebelum dikemas dan didistribusikan.