Joko Anwar Heran Lihat Aksi Warga Sukabumi Rusak Rumah yang Dikira Gereja, Kenapa?

Yohanes Endra Suara.Com
Senin, 30 Juni 2025 | 17:54 WIB
Joko Anwar Heran Lihat Aksi Warga Sukabumi Rusak Rumah yang Dikira Gereja, Kenapa?
Joko Anwar Komentari Aksi Warga Sukabumi Rusak Rumah yang Dikira Gereja (Instagram/jokoanwar)

Suara.com - Joko Anwar ikut mengomentari video yang memperlihatkan amuk massa di sebuah gedung.

Lambang salib yang diturunkan, disusul teriakan "Bakar!" dari puluhan orang yang datang menyimpulkan bahwa gedung yang digeruduk adalah sebuah gereja.

Headline video yang dibagikan Joko Anwar menerangkan bahwa peristiwa anarkis tersebut berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat.

"Viral! Warga Sukabumi Geruduk Rumah yang Diduga Dijadikan Gereja, Begini Faktanya" merupakan judul video yang dibagikan akun Instagram @buletinmedan.

Dalam caption unggahan pada Minggu, 29 Juni 2025, akun @buletinmedan menerangkan bahwa gedung yang digeruduk warga dijadikan gereja tanpa izin.

Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan atau Forkopimcam bersama tokoh agama setempat lantas bermusyawarah.

Faktanya menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Kabupaten Sukabumi, gedung tersebut bukan gereja, melainkan tempat tinggal.

Karena pernah dijadikan tempat ibadah, warga spontan merusaknya.

Baca Juga: Beda dari KDM, Rano Karno Lebih Pilih Gandeng Ulama untuk Bina Remaja Pelaku Tawuran

Musyawarah menghasilkan kesepakatan bahwa warga akan mengganti kerusakan yang mereka timbulkan.

Menanggapi kabar kurang menyenangkan itu, Joko Anwar mengaku heran melihat masyarakat Sukabumi yang takut hingga melakukan perusakan saat umat agama lain beribadah.

"Takut sama ibadah agama lain, kenapa?" tanya Joko Anwar di Instagram Story pada Senin, 30 Juni 2025.

Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jawa Barat pun memberikan klarifikasi pada hari yang sama.

Dengan membagikan video berjudul "Lagi-lagi Terjadi Pelarangan dan Perusakan Rumah Ibadah Lokasi di Cidahu, Kabupaten Sukabumi", Dedi Mulyadi menuliskan caption "Tuntas! Hatur nuhun".

"Ini saya sudah di Sukabumi. Kampung Tangkil, Desa Cidahu," ujar Dedi Mulyadi dalam videonya, dikerubungi masyarakat setempat.

Dedi Mulyadi lantas menanyakan kerukunan antarwarga saat mengobrol bersama korban yang rumahnya dirusak.

"Ini ibu korban dari perusakan rumah ya. Bukan gereja, bukan rumah ibadah?" tanya Dedi Mulyadi yang dibenarkan korban.

Kepada Dedi Mulyadi, warga setempat mengaku selama ini hidup berdampingan dan rukun bersama korban.

Dedi Mulyadi rupanya ikut bertanggung jawab dengan menanggung biaya renovasi rumah yang dirusak warga.

"Persoalan perusakan bangunan, hari ini saya transfer 100 juta untuk memperbaiki bangunan yang rusak agar ibunya tenang," tutur Dedi Mulyadi.

Bukan hanya uang, Dedi Mulyadi juga akan mengirim psikiater untuk membantu menyembuhkan psikologi keluarga korban.

"Persoalan perusakan, kita serahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk bertindak secara objektif sehingga masalah ini segera selesai," terang Dedi Mulyadi.

Ibu Nina korban perusakan rumah yang dikira gereja di Sukabumi kemudian menyampaikan pesan untuk hidup rukun antar umat beragama.

"Mari kita sama-sama bangun kerukunan walaupun kita berbeda. Bhineka Tunggal Ika," tutup Ibu Nina.

Namun warganet tampak kurang puas dan meminta Dedi Mulyadi bertindak lebih jauh agar permasalahan yang sama tidak terulang lagi.

"Usut, tangkap, penjarakan, sebarkan muka-muka pelaku intoleran, tidak ada tempat untuk orang-orang intoleran di Indonesia, tidak ada kata maaf selesai begitu saja, wajib penjarakan, kasian itu anak-anak remaja-remaja trauma akibat ulah penjahat," komentar akun @its_reald***.

"Tuntasnya di sebelah mana kang? Ini masalah sudah ada di akar rumput terkhusus di Jawa Barat. Masalah seperti ini jangan hanya selesai di case/case. Tapi lebih dari itu, perlu adanya reformasi moral dan adab dari tingkat anak anak hingga dewasa," sahut akun @marojahan_v***.

"Saya sangat sangat menghargai solusi yang Bapak berikan, tapi mohon untuk setiap tangan tangan warga yang merusak dan mulut-mulut yang memprovokasi, dapat diproses secara hukum juga mengingat hal demikian bisa saja terjadi kembali," balas akun @wullurpie***.

Kontributor : Neressa Prahastiwi

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI