Suara.com - Nikita Mirzani menyampaikan permohonan kepada majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar dirinya dibebaskan dari segala tuntutan hukum.
Permohonan ini menjadi puncak dari nota keberatan atau eksepsi yang ia bacakan dalam sidang lanjutan kasus dugaan pemerasan terhadap pengusaha skincare, Reza Gladys, pada Selasa, 1 Juli 2025.
Di hadapan persidangan, Nikita Mirzani yang kini berstatus sebagai terdakwa, membacakan sendiri pembelaannya dengan suara yang sesekali bergetar.
Ia meminta dengan sangat agar majelis hakim yang menyidangkan perkaranya dapat membatalkan surat dakwaan yang telah disusun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dalam eksepsinya, Nikita Mirzani secara spesifik meminta hakim untuk menganulir surat dakwaan yang ia anggap cacat hukum dan tidak sah.
"Memohon kepada majelis hakim yang mulia, berkenan untuk menyatakan surat dakwaan jaksa penuntut umum batal demi hukum, atau menyatakan tidak dapat diterima dan dinyatakan tidak sah," ucap Nikita saat membacakan petitum dalam nota keberatannya.
![Nikita Mirzani menghadiri sidang lanjutan kasus pemerasan dan wanprestasi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 1 Juli 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/01/66986-nikita-mirzani.jpg)
Tidak hanya meminta pembatalan dakwaan, permohonan Nikita Mirzani juga menyentuh status penahanannya.
Ia meminta agar hakim memerintahkan JPU untuk segera mengeluarkannya dari Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur, tempat ia ditahan selama proses hukum berjalan.
Sebagai alternatif, Nikita Mirzani juga mengajukan opsi penangguhan penahanan, setidaknya sampai gugatan wanprestasi terhadap Reza Gladys diputus pengadilan.
Baca Juga: Tiba di Pengadilan Buat Jalani Sidang Perdana, Vadel Badjideh Langsung Disambut Keluarga
"Memerintahkan penuntut umum untuk mengeluarkan terdakwa Nikita Mirzani dari Rumah Tahanan Pondok Bambu Jakarta Timur, atau menetapkan surat dakwaan untuk ditanggungkan atau dihentikan dahulu sampai dengan perkara perdata selesai dan berkekuatan hukum tetap," lanjutnya membacakan poin permohonan.
Dalam pembelaannya yang sarat emosi, Nikita Mirzani menempatkan dirinya sebagai seorang perempuan lemah yang telah menjadi target kesewenang-wenangan aparat penegak hukum, mulai dari tingkat penyidikan di Polda Metro Jaya hingga penuntutan oleh kejaksaan.
Ia merasa ada upaya yang sangat kuat untuk menjadikannya tersangka dan dilakukan penahanan, meskipun dasar hukumnya sangat lemah.
"Saya hanya seorang perempuan lemah, tapi dijadikan target matinya tindakan zalim dari penyidik Polda Metro Jaya dan jaksa penuntut umum, yang bersikukuh ingin menjadikan saya tersangka, dan dapat menahan saya," ungkap Nikita dengan nada pilu.
Ibu tiga anak ini kembali menegaskan bahwa akar dari permasalahan yang menimpanya adalah karena tindakannya yang vokal dalam mengedukasi publik.
Menurutnya, ia dipenjara bukan karena melakukan pemerasan, melainkan karena berani menyuarakan bahaya dari produk-produk skincare yang dijual bebas tanpa pengawasan medis yang layak.