Suara.com - Di tengah maraknya ketakutan para pelaku usaha untuk memutar lagu karena khawatir tersandung masalah pembayaran royalti, perwakilan dari Wahana Musik Indonesia (WAMI), Adi Adrian, memberikan pesan tegas.
Keyboardis band KLa Project itu meminta agar publik, khususnya pemilik bisnis, tidak perlu merasa takut.
Adi Adrian menyayangkan kondisi saat ini, di mana banyak orang menjadi khawatir untuk sekadar bernyanyi atau menggunakan lagu sebagai latar di tempat usaha mereka.
Menurutnya, Undang-Undang Hak Cipta sejatinya tidak dibuat untuk menakut-nakuti.
"Saya sedih sekali ya, bahwa orang menyanyi aja ketakutan, menggunakan lagu itu ketakutan, itu saya sedih sekali," ungkap Adi Adrian dalam sebuah diskusi di UPH Karawaci, Tangerang, Rabu, 23 Juli 2025.
![KLa Project bersama Edy Khemod saat konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (9/9/2024). [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/09/95355-kla-project.jpg)
Pria yang akrab disapa Adi KLa itu menegaskan bahwa masyarakat tidak seharusnya menghindari penggunaan musik karena polemik yang ada.
Ia ingin meluruskan persepsi bahwa hukum diciptakan untuk mengintimidasi.
"Jadi saya juga ingin menyampaikan, nggak, nggak harus takut. Undang-Undang Hak Cipta itu bukan menakut-nakuti, bukan itu, bukan ke sana," ujarnya dengan mantap.
Namun, Adi juga menggarisbawahi bahwa kebebasan menggunakan lagu harus diiringi dengan rasa hormat dan penghargaan terhadap para penciptanya. Menurutnya, ada tata cara yang harus dipatuhi.
Baca Juga: Dampingi Lesti Kejora di Sidang MK, Rizky Billar Ikut Bersuara soal Kekacauan Royalti Lagu
"Tapi bukan berarti tidak menghargai," tambahnya.
![KLa Project bersama Edy Khemod saat konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (9/9/2024). [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/09/76998-kla-project.jpg)
Ia menjelaskan bahwa inti dari penghargaan tersebut adalah dengan mengikuti mekanisme yang sudah diatur, yakni membayar royalti melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) atau lembaga terkait seperti WAMI.
"Menghargainya ada tata caranya, ada bayarnya seperti apa, seperti apa, dan itu semuanya sudah clear, crystal clear semuanya," jelas Adi.
Kehadiran Adi bersama para musisi dari VISI seperti Armand Maulana dan Ariel NOAH dalam forum tersebut merupakan bagian dari upaya edukasi. Tujuannya adalah agar semua pihak memahami duduk persoalan yang sebenarnya.
Kini setelah memberi penjelasan, ia berharap para pelaku usaha tidak lagi ragu untuk memutar musik, asalkan mereka memahami dan menjalankan kewajibannya.
"Pakai aja, nggak apa-apa. Nggak boleh ada ketakutan itu, itu menyedihkan," katanya.