Suara.com - Musisi Tompi angkat bicara mengenai akar masalah dari polemik royalti yang terus-menerus terjadi di industri musik Indonesia.
Menurutnya, kesalahan tidak terletak pada individu-individu yang bekerja di Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), melainkan pada sistem yang berjalan.
Hal itu ia sampaikan saat wawancara di Senayan, Jakarta, Minggu, 24 Agustus 2025.
Tompi menegaskan bahwa kritiknya tidak pernah ditujukan secara personal kepada para pekerja di LMK.
Ia meyakini semua pihak telah bekerja keras, namun sistem yang ada saat ini belum berjalan dengan benar.
"Sebenarnya yang kami kritisi sekarang, yang kami teriak-teriak, 'Wah, lo kok begini, kok begitu', itu sistemnya. Kami nggak peduli sama orangnya," kata Tompi.
![Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/23/19530-dokter-tompi.jpg)
Ia merasa aneh jika ada pihak yang tersinggung secara pribadi atas kritiknya terhadap sistem.
Menurutnya, jika seseorang merasa tersinggung, justru masalahnya ada pada orang tersebut.
"Terus kalau pada saat kita ngobrol begini ada yang tersinggung, yang masalah ya di orangnya itu lah. Orang yang kami teriakin sistemnya kok," sambungnya.
Baca Juga: Anji Sebut Sistem Royalti 'Maling Terkonsep': Uang Pencipta Lagu Diambil Jadi Dana Cadangan
Bagi Tompi, siapa pun yang menjadi bagian dari sistem yang bermasalah itu seharusnya melakukan introspeksi dan perbaikan.
Ia dan rekan-rekannya hanya meminta perbaikan sistem, bukan menyerang individu dengan kata-kata kasar.
"Bahwasanya dia duduk di situ, bagian dari sistem, ya silakan berbenah lah. Yang kami minta kan bukan, kami kan nggak pernah ngatain si A goblok, tolol, kan nggak," tegasnya.
Dokter bedah plastik itu juga menyimpulkan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah perbaikan sistem secara total agar adil bagi semua pihak.
"Sistemnya nggak bener nih. Ayo dong, benerin," tutupnya.